Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Yusuf Muhammad Martak meminta agar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (
SBY) tak memaksakan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (
AHY) menjadi cawapres.
Dia menyarankan SBY meniru Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno atau mencontoh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait capres maupun cawapres.
Ia menilai positif langkah Sandiaga yang tak terburu-buru menjadi capres atau cawapres meski memiliki pengalaman dan modal finansial yang cukup untuk maju Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohlah seperti Sandiaga, meski masih muda punya pengalaman memimpin perusahaan tapi tidak maju sekarang," kata Yusuf saat ditemui di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Sabtu (28/7).
Tak hanya Sandi, Yusuf juga menyarankan agar SBY mencontoh Megawati yang tak memaksakan putrinya yang juga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani maju di pilpres.
"Lihat Megawati, enggak melihat Puan harga mati. Karena sekali lagi semua ada ukurannya, setiap motor, setiap mesin kan harus dilihat kemampuannya, nanti takut enggak maksimal di tengah jalan," ujarnya.
Yusuf menilai kapasitas AHY masih belum layak untuk maju di Pilpres 2019 mendatang. Ia meminta agar SBY dan AHY untuk memetik pelajaran terlebih dulu dari pengalaman Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
Ia pun menilai agar AHY terus menggali pengalaman terlebih dulu di bidang politik praksis untuk meningkatkan kapasitasnya. Hal ini karena saat berlaga di Pilgub DKI, AHY keok dan gagal ke putaran kedua.
"Saya punya kekhawatiran kalau itu dipaksakan, orang mengambil contoh barometer seperti Pilkada DKI Jakarta, sementara mungkin menjadi pertimbangan bagi SBY," ungkapnya.
Selain itu, Yusuf juga mengimbau agar SBY tidak terlalu memaksakan dan mengistimewakan AHY untuk menjadi capres atau cawapres 2019. Ia yakin bahwa SBY sendiri memiliki perhitungan yang cermat untuk mendorong AHY maju sebagai capres atau cawapres pada waktunya nanti.
"Pak SBY sebagai orang tua dan sebagai ketua umum, beliau akan cermat melihat sikon dan bisa menyusun strategi ke depan, kapan waktunya AHY akan dicalonkan," pungkasnya.
(osc)