Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah I Partai Golkar Nusron Wahid meyakini seniornya Jusuf Kalla (JK) akan tetap membantu pencalonan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meski tidak dipilih kembali sebagai bakal calon wakil presiden.
"Saya optimis Pak Jokowi dan JK itu meski nanti pisah dalam arti tak lagi menjadi wakil, saya kira mereka masih punya hubungan baik dan saling membantu," kata Nusron di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (28/7).
JK terganjal aturan dalam UU Pemilu maupun UUD 1945 untuk kembali mendaftar sebagai bakal calon wakil presiden. Soal itu pun tengah digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) , dan JK menjadi pihak terkait.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sambungnya, Golkar juga yakin tidak ada migrasi pemilih jika nanti JK tidak mendukung Jokowi. Menurutnya, perilaku pemilih di Indonesia tidak tergantung pada pilihan seorang tokoh.
Pengumuman Bakal Cawapres Jokowi
Di tempat yang sama secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim partai koalisi pendukung Presiden Jokowi sudah sepakat dan solid terkait nama bakal calon wakil presiden.
"Kami sudah sangat solid, dan kemudian seluruh ketua umum sudah melakukan profiling nama dengan pak Jokowi dan menyerahkan kepada pak Jokowi pada momentum yang tepat untuk disampaikan kepada masyarakat," kata Hasto di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (28/7).
Meski tak menyebut tokoh yang bakal mendampingi Jokowi, dia menyebut beberapa kriteria. Di antaranya adalah sosok yang ideologis, merakyat, satu kesatuan kepemimpinan dengan Jokowi, memiliki kemampuan teknokrat, dan benteng konstitusi.
"Ini sudah didialogkan bersama dalam pertemuan antara bapak presiden dengan seluruh ketua umum partai politik yang mengusung beliau," katanya.
Hasto mengatakan Jokowi akan mengumumkan cawapres pendampingnya antara Rabu 8 Agustus atau Jumat 10 Agustus 2018. Ada pun pendaftaran pencalonan presiden dan wakil presiden dibuka KPU pada 4-10 Agustus.
"Nanti tinggal yang dipilih hari Rabu atau hari Jumat. Itu Jumat pahing kalau orang Jawa, ya nanti kita lihat kalkulasi politiknya," ujarnya.
Senin (23/7) lalu, Jokowi telah mengundang enam ketua umum partai politik partai pendukung pemerintah ke Istana Bogor untuk menyantap makan malam.
Enam ketua partai yang hadir adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang duduk berdampingan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Di sisi lain ada Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang duduk berdampingan dengan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang dan Romahurmuziy.
Kemudian pada Sabtu (28/7) siang, Jokowi menjamu makan siang Ketua Umum Partai Perindo Hari Tanoesoedibjo, Ketua Umum PSI Grace Natalie dan Ketua Umum PKPI Diaz Prasongko di Istana Bogor. Ketiga partai politik itu juga merupakan pendukung Jokowi pada pilpres 2019.
(kid)