Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tak mempermasalahkan ketiadaan nama kader partainya dalam rekomendasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) hasil Ijtima Ulama yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Mantan Ketua MPR itu mengangguk ketika ditanya apakah dirinya legawa atas rekomendasi Ijtima Ulama tersebut.
"Justru itu hebatnya. PAN enggak akan mengajukan wapresnya sendiri. Supaya ada kebersamaan," kata Amien di kompleks parlemen, Senin (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amien yang merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga tak mempersalahkan bila capres dan cawapres yang direkomendasikan dalam Ijtima Ulama tidak berlatarbelakang Muhammadiyah.
Hal itu mengingatkannya pada momen terpilihnya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI yang keempat, Oktober 1999 silam.
"Saya kasih tahu ya, saya orang Muhammadiyah. Waktu saya jadi Ketua MPR dan ketuk palu Gus Dur jadi presiden, itu orang Muhammadiyah se-Indonesia sujud sukur," kata Amien.
Menurutnya, sosok yang terpenting menjadi cawapres adalah Muslim yang taat.
"Ya Allah, ada seorang santri menjadi kepala negara. Jadi Muhammadiyah, saya kira enggak harus (capres/cawapres dari) Muhamadiyah, kalau ada muslim yang bagus dan bertanggung jawab, itu siapapun," lanjutnya.
Pada Ijtima Ulama GNPF yang berlangsung 27-29 Juli 2018 kemarin, sebanyak 600-an ulama sepakat merekomendasikan Prabowo sebagai capres dengan dua opsi cawapres; Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad.
(wis/gil)