
Fahri Sebut Pemilu 2019 'Ladang Pembantaian' Partai Kecil
Joko Panji Sasongko, CNN Indonesia | Selasa, 31/07/2018 00:46 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menilai pemilu 2019 sebagai momentum untuk menghilangkan partai kecil dan menengah. Karena itu, banyak partai berlomba merebut posisi calon wakil presiden.
"Pemilu 17 april 2019 itu adalah ladang pembantaian bagi partai kecil dan menengah. Itu sadis nanti partai habis tuh. Nah, ini orang tidak paham makanya orang ingin 'saya harus punya wakil'," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/7).
Ia mengatakan pemilu serentak membuat parpol harus menempatkan kadernya sebagai capres atau cawapres. Dengan cara itu, ia menilai partai bisa mendapat sumbangan suara untuk memenuhi syarat ambang batas parlemen sebesar empat persen.
Fahri mengklaim telah mendengar informasi sejumlah partai bakal mengeluarkan ultimatum kepada salah satu calon presiden jika tidak memilih kadernya sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019.
Ia mengatakan ultimatum itu akan disampaikan kepada sang capres sebelum atau saat pendaftaran capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum.
"Saya dengar awal-awal Agustus akan ada ultimatum-ultimatum dari partai-partai 'kalau bukan kami, kami keluar'," ujar Fahri.
Namun Fahri enggan menyebut partai mana yang akan memberi ultimatum. Ia mengatakan ultimatum itu merupakan dampak dari pelaksanaan pileg dan pilpres yang digelar serentak pada 17 April 2019.
Lebih lanjut, Fahri memprediksi sejumlah parpol yang bakal lengser dari parlemen, seperti Hanura, PPP, dan Nasdem.
Bahkan ia tidak memungkiri Golkar dan PKS bisa lengser jika kadernya tidak ditunjuk sebagai cawapres oleh Jokowi.
Sementara, ia berkata partai yang sudah pasti aman adalah PDIP dan Gerindra. Sebab kedua partai itu sudah menempatkan kadernya sebagai calon presiden.
"Makanya ini mengerikan bagi partai-partai kalau tidak jadi wakil (presiden)," ujar Fahri.
(pmg)
"Pemilu 17 april 2019 itu adalah ladang pembantaian bagi partai kecil dan menengah. Itu sadis nanti partai habis tuh. Nah, ini orang tidak paham makanya orang ingin 'saya harus punya wakil'," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/7).
Ia mengatakan pemilu serentak membuat parpol harus menempatkan kadernya sebagai capres atau cawapres. Dengan cara itu, ia menilai partai bisa mendapat sumbangan suara untuk memenuhi syarat ambang batas parlemen sebesar empat persen.
Fahri mengklaim telah mendengar informasi sejumlah partai bakal mengeluarkan ultimatum kepada salah satu calon presiden jika tidak memilih kadernya sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019.
Ia mengatakan ultimatum itu akan disampaikan kepada sang capres sebelum atau saat pendaftaran capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum.
"Saya dengar awal-awal Agustus akan ada ultimatum-ultimatum dari partai-partai 'kalau bukan kami, kami keluar'," ujar Fahri.
Namun Fahri enggan menyebut partai mana yang akan memberi ultimatum. Ia mengatakan ultimatum itu merupakan dampak dari pelaksanaan pileg dan pilpres yang digelar serentak pada 17 April 2019.
Lebih lanjut, Fahri memprediksi sejumlah parpol yang bakal lengser dari parlemen, seperti Hanura, PPP, dan Nasdem.
Bahkan ia tidak memungkiri Golkar dan PKS bisa lengser jika kadernya tidak ditunjuk sebagai cawapres oleh Jokowi.
Sementara, ia berkata partai yang sudah pasti aman adalah PDIP dan Gerindra. Sebab kedua partai itu sudah menempatkan kadernya sebagai calon presiden.
"Makanya ini mengerikan bagi partai-partai kalau tidak jadi wakil (presiden)," ujar Fahri.
(pmg)
ARTIKEL TERKAIT

SBY Sebut Banyak Pihak Salah Persepsi terhadap PKS
Nasional 1 tahun yang lalu
SBY: Pemilu Bukan Bharatayuda untuk Saling Menghancurkan
Nasional 1 tahun yang lalu
PKS: Capres Sudah Disepakati, Tinggal Bahas Cawapres
Nasional 1 tahun yang lalu
Amien Rais Tantang Nyali Jokowi Ambil Alih Blok Rokan
Nasional 1 tahun yang lalu
Pegang Bukti KPU Diskriminatif, Yusril Lapor ke Bareskrim
Nasional 1 tahun yang lalu
Salim Segaf Siap Patuhi Ijtima Ulama Jadi Cawapres Prabowo
Nasional 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

KKN Desa Penari dan 'Cinta Luar Biasa' Trending Google 2019
Teknologi • 11 December 2019 16:45
Jokowi, Agnes Monica Hingga BTS Paling Ramai di Twitter 2019
Teknologi • 11 December 2019 13:40
PKS Soroti BUMN Usai Kasus Harley Selundupan Dirut Garuda
Ekonomi • 08 December 2019 12:19
Pemerintah Didesak Lawan Klaim Pemukiman Israel di DK PBB
Internasional • 20 November 2019 11:35
TERPOPULER

Anies Beri Penghargaan Adikarya Wisata ke Diskotek Colosseum
Nasional • 2 jam yang lalu
Demo di Mabes Polri, PA 212 Ungkit Kasus Ahok dan Sukarno
Nasional 2 jam yang lalu
Habib Luthfi, Tokoh Islam Berpengaruh Dunia Jadi Wantimpres
Nasional 1 jam yang lalu