Jakarta, CNN Indonesia -- Jenazah Muhammad Ainul Takzim (26), staf Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Makassar yang meninggal dalam musibah gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) di dalam kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) dievakuasi melalui jalur darat dengan cara ditandu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram I Nyoman Sidakarya mengatakan proses evakuasi jenazahnya saat ini sudah sampai di Pos 3 jalur pendakian resmi Sembalun.
"Untuk evakuasi jenazah yang ada di Danau Segara Anak, sekarang sudah sampai di Pos 3. Evakuasi dilakukan lewat jalur darat," kata Nyoman Sidakarya seperti dilansir Antara, Selasa (31/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya upaya evakuasi jenazah direncanakan melalui jalur udara dengan memanfaatkan sarana helikopter. Namun karena kondisi cuaca yang kurang mendukung, Sidakarya mengaku Basarnas memilih upaya evakuasi melalui jalur darat.
"Karena Senin pagi sudah keluar kabut, jadi sulit untuk evakuasi udara, itu kendalanya. Makanya melalui jalur darat," ujarnya.
Sidakarya juga memastikan enam orang yang masih berada di kawasan perkemahan Danau Segara Anak sudah ditemukan dan bantuan logistik berupa makanan, kesehatan maupun kelengkapan bertahan di gunung sudah diberikan.
Keenam orang tersebut juga akan dievakuasi keluar dari dalam kawasan hingga ke pintu Bawak Enao, Sembalun, pada pagi ini.
Terpisah, Kepala Balai TNGR Sudiyono mengatakan jika jenazah Ainul Takzim diperkirakan tiba di pintu Bawak Enao, Sembalun, Selasa sore nanti.
"Kalau berangkatnya pagi ini kemungkinan sampai pintu Bawak Enao sekitar jam 15.00 Wita atau jam 16.00 Wita," kata Sudiyono.
 Wisatawan terjebak di Rinjani, NTB. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi) |
Terkait dengan posisi jenazah yang sudah bersama tim penyelamat, Sudiyono mengatakan bahwa keberadaannya pada Selasa pagi ini, masih di antara jalur Danau Segara Anak-Bukit Pelawangan.
Hingga data terakhir pada Senin malam, pukul 19.30 WITa, petugas TNGR mencatat sudah ada sebanyak 543 pengunjung berhasil dievakuasi keluar kawasan TNG Rinjani.
Dalam rincian jumlah pengunjung yang berhasil dievakuasi mulai Senin (29/7) pagi, pukul 07.00 Wita, tercatat ada sebanyak 189 jiwa pendaki mancanegara untuk lokal 173 jiwa. Kemudian
guide sebanyak 31 jiwa ditambah
porter 150 jiwa.
Jembatan di Jalur Pendakian Rinjani RobohSalah satu jembatan penghubung berkonstruksi beton yang ada di jalur pendakian TNG Rinjani roboh akibat terkena dampak gempa.
"Ada jembatan yang roboh. Jembatan yang ada di jalur antara Danau Segare Anak-Bukit Pelawangan," kata seorang
porter, Supardi kepada
Antara.
Supardi bersama rekan seprofesinya melakukan pendakian dengan membawa 18 tamu yang berasal dari Thailand. Supardi bersama tamunya masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sejak Jumat (27/7) melalui pintu Rinjani Tracking Center (RTC) Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
"Kita naik dari pintu Senaru. Saat gempa itu, kita sedang berada di Danau Segare Anak," ujarnya.
Pascagempa terjadi, Supardi bersama tamunya yang mengaku panik melihat kondisi sekitar di Danau Segara Anak, memutuskan untuk diam bersama ratusan pendaki dan
porter guide lainnya di lokasi sampai menunggu bantuan evakuasi dari pihak penyelamat.
Setelah semalaman berada di Danau Segara Anak, bertemu dengan tim evakuasi yang melakukan penjemputan pada Senin (30/7) siang. Supardi bersama timnya dan ratusan pendaki serta
porter guide kemudian dievakuasi melalui jalur resmi Sembalun dengan melewati Bukit Pelawangan.
"Pas kita lewat itu dilihat jembatannya yang roboh. Saat kita lewat, sudah ada tali yang terbentang dari ujung ke ujung, jadi terbantu," ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Balai TNGR Sudiyono mengatakan jika info soal jembatan roboh benar adanya, dia memperkirakan hal itu tidak menghambat proses evakuasi.
"Selagi masih bisa dilewati, saya kira itu tidak akan membahayakan yang lainnya," kata Sudiyono.
(dal/sur)