Sekjen PDIP Kritik Penggunaan Istilah Nasionalis-Religius

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Rabu, 01 Agu 2018 22:59 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menolak penggunaan istilah nasionalis-religius dalam menghadapi pemilu 2019. Menurutnya kedua label itu melekat satu sama lain.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menolak penggunaan istilah nasionalis-religius. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menolak penggunaan terminologi nasionalis-religius yang kerap dipakai belakangan ini. Hasto berpendapat kedua label itu sudah melekat satu sama lain.

"Karena kita ini bangsa yang bertuhan, nasionalis ya religius, religius nasionalis lah," kata Hasto yang ditemui di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (1/8).

Kendati demikian Hasto menghormati siapapun yang memakai istilah tersebut.


Begitu pula dengan rekomendasi Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional yang menetapkan Prabowo Subianto sebagai capres dan pemuka agama ustaz Abdul Somad serta Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasangan hasil rekomendasi ijtima itu disebut oleh para pendukungnya sebagai paket lengkap yang mewakili kaum nasionalis dan religius.

"Itu bagian hak demokrasi, harus kami hormati apapun pilihannya," kata Hasto.


Hasto pun ikut menanggapi keberadaan nama Abdul Somad yang terbilang baru dalam kancah politik. Ia mengaku kagum dengan kepandaian Somad dalam berceramah.

"Saya saja kalau melihat ceramah-ceramah beliau logikanya luar biasa, bahasa-bahasanya merakyat sangat baik, kita perlu penyambung lidah seperti itu," ujar Hasto.

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais meyakini duet Prabowo Subianto dan ustaz Abdul Somad dalam pemilihan presiden 2019 mampu menumbangkan petahana Joko Widodo.

Amien menilai keduanya merupakan paduan yang tepat antara koalisi kebangsaan dan keumatan.

(pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER