Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan partainya bakal menjadi benteng kepada setiap kadernya dari tindakan teror, termasuk Kapitra Ampera yang rumahnya baru saja dilempari bom molotov.
Sebelumnya, kediaman Kapitra dilempari bom molotov oleh dua orang tak dikenal pada Senin lalu (6/8).
"Kami minta Pak Kapitra melaporkan [ke kepolisian]. Kami juga akan menjadi benteng bagi siapapun yang menerima tindakan teror," ujar Hasto di kantor KPU, Jakarta, Selasa (7/7).
Hasto mengatakan PDIP mengutuk tindakan teror yang ditujukan kepada Kapitra tersebut. Menurut Hasto, pelemparan bom molotov ke kediama Kampitra jelas merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto lantas mendorong aparat keamanan agar lekasi mengusut kejadian tersebut. Hasto mengatakan Kapitra pun ingin agar kepolisian mengusut tindakan teror tersebut.
"Kami mengutuk keras tindakan-tindakan yang sembunyi tangan," ujar Hasto.
Hasto mengaku langsung menghubungi Kapitra tak lama setelah rumah Kapitra dilempari molotov. Saat itu, kata Hasto, Kapitra tetap tegar dan tidak akan mundur sebagai bakal caleg dari PDIP.
"Beliau tidak akan mundur sedikitpun terhadap berbagai tekanan-tekanan," ujar Hasto.
Sebelumnya, rumah bakal Caleg PDIP, Kapitra Ampera yang berada di kawasan Tebet Timur, Jakarta Selatan, diduga dilempar bom molotov. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.15 WIB pada Senin lalu (6/7). Kapitra mengatakan saat peristiwa itu terjadi dia sedang menjalankan ibadah salat di masjid dekat rumahnya.
Kapitra sendiri mengaku kerap diintai ketika memutuskan untuk menjadi bakal caleg dari PDIP.
"Ya (setelah bergabung ke PDIP), ada orang yang mondar-mandir. Ada juga orang bertato yang datang ke masjid, menanyakan diri saya dari orang lain," kata Kapitra saat ditemui di rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (6/8).
Sejauh ini, kepolisian sudah memeriksa sejumlah bukti. Salah satunya adalah rekaman cctv yang terpasang di rumah Kapitra.
Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Stefanus Tamuntuan mengatakan pihaknya mengetahui dua orang diduga pelaku tersebut dari rekaman CCTV yang ada di rumah Kapitra. CCTV tersebut pun telah diperiksa saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Diduga berjumlah dua orang (pelakunya). Kami sudah lihat CCTV. Jadi berdasarkan rekaman CCTV di rumah, pelaku diduga dua orang," ujarnya saat dikonfirmasi.
(sur)