Jokowi soal Tudingan Anti-Islam: Pencetus Hari Santri Siapa?

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 08 Agu 2018 13:10 WIB
Presiden Jokowi heran dengan tudingan anti-Islam kepadanya karena ia adalah muslim, mengaku dekat dengan ulama, dan mencetuskan Hari Santri.
Presiden Jokowi heran dengan tudingan anti-Islam kepadanya karena ia adalah muslim, mengaku dekat dengan ulama, dan mencetuskan Hari Santri. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Bogor, CNN Indonesia -- Meski mengaku sudah biasa diserang dengan isu-isu politik bahkan fitnah, Presiden Joko Widodo heran dengan tudingan anti-Islam kepadanya yang merupakan muslim dan dekat dengan ulama.

"Saya sudah biasa, jadi Wali Kota [Solo] dimaki-maki, waktu jadi Gubernur [DKI Jakarta] sama saja, jadi Presiden lebih-lebih," ucap Jokowi, di Gedung Tegar Beriman, Bogor, Rabu (8/8).

Pernyataan itu disambut tawa para tamu undangan acara Peresmian Pembukaan Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bogor Angkatan XII 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan salah satu isu yang masih digoreng sejak dulu hingga sekarang adalah dirinya seorang anti-Islam. Jokowi menyatakan dirinya selalu berkomunikasi dengan ulama hampir setiap waktu.

"Saya itu muslim. Tiap hari, tiap minggu, hampir setiap bulan dengan Pak Ma'ruf Amin [Ketua MUI] kemana-mana, dengan Imam Besar [Masjid] Istiqlal Nazarudin Umar juga," aku dia.

Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin (tengah) disaksikan Menko Perekonomian Darmin Nasution saat pembukaan Kongres Ekonomi Umat 2017 di Jakarta, 2017.Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MUI Ma'ruf Amin (tengah) disaksikan Menko Perekonomian Darmin Nasution, di Jakarta, 2017. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)
Mantan Wali Kota Solo ini juga menyebut dirinya mengunjungi banyak pondok pesantren di sejumlah daerah dalam kunjungan kerjanya supaya mendengar langsung keluhan dan masukan dari mereka.

"Yang buat Perpres Hari Santri Nasional itu siapa? Masa sudah kayak gitu dibilang tidak pro-Islam," cetus Jokowi.

Selain itu, Pemerintah juga telah membangun 40 Bank Wakaf Mikro di sejumlah pondok pesantren yang diberi modal 8 miliar untuk meningkatkan perekonomian umat.

Tak ketinggalan, kata Jokowi, ada kemitraan dengan Nadhlatul Ulama bersama Garuda Food untuk menanam kacang ratusan hektare di Jawa Timur guna memperbaiki ekonomi umat dan menghilangkan kesenjangan sosial serta ekonomi.

"Ini upaya yang terus kami sampaikan. Jangan sampai ada suara Presiden Jokowi enggak pro-Islam," ucapnya.

Ia berharap masyarakat lebih bijak menyikapi setiap isu dan informasi yang beredar sebab hal itu merupakan bagian politik jelang pesta demokrasi.

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kanan) dan Seskab Pramono Anung (kedua kiri) menunaikan salat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (16/5).Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kanan) dan Seskab Pramono Anung (kedua kiri) menunaikan salat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (16/5). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
"Jangan terjebak isu politik. Jangan diteruskan. Setop. Ini pintarnya orang-orang politik mempengaruhi dan [masyarakat] terpengaruh. Artinya, yang pintar [adalah] orang politik," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Sebelumnya, kelompok oposisi menyerang Jokowi dengan isu anti-Islam karena dinilai melakukan kriminalisasi terhadap ulama dan kebijakan-kebijakannya yang dianggap tak pro-umat.

(arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER