Laporan Korban Gempa Lombok Berbeda, Wiranto Minta Maaf

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Jumat, 10 Agu 2018 04:46 WIB
Menkopolhukam Wiranto meminta maaf karena terdapat laporan yang berbeda-beda mengenai jumlah korban jiwa gempa Nusa Tenggara Barat.
Sembilan puluh lima persen rumah warga hancur akibat gempa di Desa wadon, Lombok Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menyebut Dusun Wadon sebagai satu dari tiga dusun yang masih terisolasi di Lombok Barat akibat gempa 7 skala richter ini. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta maaf karena terdapat laporan yang berbeda-beda mengenai jumlah korban jiwa gempa Nusa Tenggara Barat.

Menurutnya, pengumpulan data korban dilakukan banyak pihak dengan berbagai cara masing-masing. Misalnya, pengumpulan data penduduk oleh aparat desa, hingga pendataan secara langsung alias 'door to door' oleh Komando Rayon Militer (Koramil) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Wiranto juga menyebut terdapat sejumlah korban jiwa yang tak terdata karena telah dikubur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin memang ada perbedaan jumlah orang meninggal. Saya minta maaf karena sumbernya tak salah semuanya, tetapi ada yang sumbernya berdasarkan laporan-laporan dari penduduk-penduduk secara formal kepada aparat desa," kata Wiranto saat konferensi pers di kantornya, Kamis (9/8).
Pernyataan itu diutarakannya usai memimpin rapat koordinasi khusus (rakorsus) terkait rehabilitasi dan pemulihan pascagempa bumi Lombok yang terjadi Minggu (5/8) kemarin.

Rakorsus turut dihadiri oleh Menteri Sosial Idrus Marham, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, serta Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Didit Herdiawan.

Adapun berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Utara, jumlah korban jiwa hingga Rabu (8/8) mencapai 347 orang. Namun, laporan yang berbeda diterima Wiranto.

"Tetapi hasil daripada pendataan yang terkahir dari Dansatgas yang saya terima, yang meninggal itu 319 orang," ujarnya.
Oleh sebab itu, Wiranto mengaku telah memerintahkan BNPB, BPBD Lombok Utara, pemeritnah daerah, dan Dansatgas untuk memiliki satu kesatuan suara terkait jumlah korban jiwa, korban luka, korban hilang, dan bangunan rusak.

"Saya sudah perintahkan untuk ada satu kepaduan humas di sana untuk sebelum diumumkan ke pubik, diberitakan kepada wartawan, disesuaikan dulu data-data masalah rumah rusak, orang meninggal, orang luka berat, dan sebagainya," kata Wiranto.

Disinggung soal data BPBD Lombok Utara yang menyebut korban jiwa mencapai 347 orang, Kepala BNPB Willem Rampangilei menyebut masih harus mengkonfirmasinya.

"Nanti ini ada mekanisme di satgas di sana itu akan diklarifikasi. Kita akan bekerja sama dengan Dukcapil," ujarnya. (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER