Gempa 7 SR Lombok Tidak Ditetapkan Jadi Bencana Nasional

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Jumat, 10 Agu 2018 23:13 WIB
Korban gempa Lombok memang banyak dan luas, namun BNPB menilai pemda setempat masih berfungsi dan bantuan dari pemerintah pusat juga terus mengalir.
Gempa 7 SR guncang Lombok. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lima hari pasca gempabumi berkekuatan 7 Skala Richter di Lombok Nusa Tenggara Barat, Jumat (10/8), tercatat lebih dari 270.168 jiwa mengungsi di ribuan titik. Kendati demikian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak akan menetapkan musibah tersebut sebagai bencana nasional.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menerangkan bahwa status bencana nasional akan dirilis apabila pemerintahan yang daerahnya tertimpa musibah telah lumpuh total. Hal itu tidak terjadi di gempa Lombok.

"Bencana nasional itu jika korban banyak, daerahnya luas dan aparat pemda juga lumpuh total. Pemerintah Daerah juga menjadi korban dan lumpuh total sehingga fungsi-fungsi kepemerintahan tidak berjalan," terangnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (10/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sutopo, korban di Lombok memang banyak dan luas. Namun pemda setempat seperti bupati, walikota, gubernur dan perangkatnya masih ada dan berfungsi.


Bantuan dari pemerintah pusat juga terus mengalir untuk mengatasi masalah APBD terbatas. Dia mengklaim pemerintah pusat terus mendampingi penanganan dampak gempa hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi nanti.

"Bahkan seringkali dana dari pemerintah pusat lebih dari 95 persen untuk penanganan gempa," imbuhnya.

Sutopo menekankan bahwa status bencana tidak berpengaruh pada penanganan gempa. Meski bencana terjadi di daerah, pemerintah pusat mendampingi semuanya mulai dari personil, pendanaan, peralatan, logistik, tertib administrasi dan manajerial.

Gempa 7 SR Lombok Tidak Ditetapkan Jadi Bencana NasionalEvakuasi korban gempa Lombok. (REUTERS/Beawiharta)

Kendati demikian, Sutopo menyatakan kehadiran pemerintah daerah dibutuhkan agar tangguh.

"Jadi tidak usah berpolemik gempa lombok menjadi bencana daerah atau bencana nasional," lanjutnya.

Sementara itu, BNPB hingga saat ini masih terus mendata jumlah korban, kerugian dan pengungsi yang terdampak gempa Lombok.


Sutopo juga mengungkap bahwa ada hambatan dalam menyalurkan bantuan pada para pengungsi di bukit-bukit dan desa-desa terpencil di Lombok Utara. Untuk itu sejak kemarin bantuan didistribusikan menggunakan helikopter.

"Ada 3 heli dari BNPB dan Basarnas digunakan untuk dropping bantuan. Bantuan dari darat juga dilakukan," lanjut Sutopo.

Dia mengungkap bahwa saat ini bantuan yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi adalah kebutuhan dasar seperti air bersih, sanitasi, MCK, susu anak, pembalut, sandang, makanan siap saji, air mineral, trauma healing dan sebagainya.


Sementara itu, per hari ini,  korban meninggal kembali bertambah menjadi 321 orang dengan sebaran di Kabupaten Lombok Utara 273 orang, Lombok Barat 26 orang, Lombok Timur 11, Kota Mataram 7, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang.

Kerusakan fisik meliputi 67.857 unit rumah rusak, 468 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak. Angka ini juga sementara.

Dari hasil analisis citra satelit terlihat kerusakan bangunan masif terjadi di Kabupaten Lombok Utara. Hampir 75 persen permukiman hancur dan rusak.

(dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER