Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Probolinggo Ajun Komisaris Besar Polisi Alfian Nurrizal menyatakan tidak ada simbol radikalisme atau terorisme dalam karnaval murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-73 RI di Probolinggo, Jawa Timur.
Anggapan keberadaan simbol radikalisme atau terorisme sebelumnya muncul setelah video karnaval viral di dunia maya dan menampilkan salah satu peserta mengenakan jubah dan cadar sambil memegang senjata mainan.
Menurut dia, pernyataannya tersebut merupakan hasil konfirmasi yang diperoleh dari Kepala Sekolah TK Kartika V Probolinggo Hartatik-asal sekolah murid yang mengenakan jubah dan cadar sambil memegang senjata mainan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penggunaan atribut itu merupakan ide atau tema dari TK Kartika V Probolinggo dengan maksud merefleksikan perjuangan Rasulullah dan tidak ada maksud mengarah kepada simbol-simbol radikalisme atau teroris, hanya menanamkan keimanan kepada anak didiknya," kata Alfian dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/8).
Dia pun menerangkan, karnaval tersebut berlangsung pada Sabtu (18/8) mulai pukul 07.00 hingga 11.00 WIB dengan diikuti sebanyak 158 peserta. Menurutnya, karnaval itu merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh Pemerintah Kota Probolinggo dengan tema Pawai Budaya Bhinneka Tunggal Ika.
Dia berkata, dalam karnaval kali ini TK Kartika V Probolinggo mengusung tema yang dipilih secara spontanitas yakni 'Bersama Perjuangan Rosululloh Kita Tingkatkan Keimanan dan Keimanan kepada Allah SWT'.
 Pawai murid TK mengenakan cadar dan memegang replika senjata. (Dok. Istimewa) |
Selain itu, menurutnya, kostum tersebut dipilih karena alasan memanfaatkan properti yang ada di sekolah agar tidak menyewa lagi, tanpa tujuan yang mengarah kepada tindakan pelanggaran hukum.
Alfian mengatakan, pihaknya telah menggelar konfernsi pers bersama Hartatik, Komandan Kodim 0820 Probolinggo Letkol Depri Rio Saransi, dan Kepala Pendidikan Nasional Kota Probolinggo terkait kostum murid TK Kartika V Probolinggo yang menuai kontroversi di media sosial karena dikaitkan dengan simbol terorisme.
Dalam konferensi pers itu, Alfian berkata, Hartatik meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Probolinggo dan menyatakan penggunaan kostum tersebut tidak memiliki maskud apapun.
"Telah dilaksanakan klarifikasi oleh panitia dan TK Katika V Probolinggo terkait penggunaan kostum yang menjadi pro kontra di masyarakat dengan tujuan untuk meluruskan permasalahan yang sebenaranya, serta tidak ada tujuan atau maksud tertentu dari Kepala Sekolah TK Kartika V Probolinggo," tuturnya.
(ugo)