Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Fraksi PDIP DRPD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut impian Gubernur
Anies Baswedan mewujudkan Jakarta sebagai kota syariah hanya retorika semata.
Hal itu disampaikan Gembong merespons empat atlet basket asal Jepang yang dipulangkan karena diduga terlibat prostitusi saat mengikuti ajang Asian Games di Jakarta.
"Kan, Gubernur pengen Jakarta syariah, enggak ada prostitusi, apalagi ini pas Asian Games, artinya retorikanya Pak Anies itu," kata Gembong di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (20/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gembong, selama ini keinginan Anies untuk menjadikan Jakarta sebagai kota syariah hanya sebatas wacana. Sebab, tak ada bukti atau implementasi yang dilakukan di lapangan.
"Itu saja kayak bumi sama langit, antara menjadikan Jakarta sebagai kota yang syariah, Jakarta yang aman, faktanya masih terjadi prostitusi," tuturnya.
Gembong menilai kinerja Anies dalam rangka menghilang praktik prostitusi di Jakarta tidak hanya kurang. Anies bahkan menurutnya, tak mampu memetakan persoalan prioritas di Jakarta.
"Tidak mampu memetakan persoalan prioritas di DKI Jakarta," ucap Gembong.
Ia beranggapan selama ini Pemprov DKI Jakarta memang belum serius melakukan pengawasan dan pemberantasan praktik prostitusi di Jakarta.
"Sangat enggak ada (pengawasan) kalau sampai seperti itu," kata Gembong.
Komite Olimpiade Jepang (JOC) menyampaikan empat atlet bola basket putra asal Jepang dicoret dari ajang Asian Games 2018 setelah diduga terlibat prostitusi selama berada di Jakarta.
Keempat atlet itu kedapatan berada di sebuah distrik "lampu merah" Ibu Kota dengan seragam timnas mereka pada pekan lalu. Mereka adalah Yuya Nagayoshi, Takuya Hashimoto, Takuma Sato, dan Keita Imamura.
"Saya hanya merasa malu," ucap Yasuhiro Yamashita kepala delegasi Jepang untuk Asian Games 2018 kepada wartawan, Senin (20/8).
"Kami sangat meminta maaf dan berniat memberikan bimbingan menyeluruh bagi seluruh atlet kami mulai sekarang," katanya.
(pmg)