Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyarankan Presiden Joko Widodo berkantor sementara di Nusa Tenggara Barat untuk menunjukkan kepedulian pemerintah pusat terhadap warga yang sedang tertimpa musibah gempa.
"Maaf, Untuk perkawinan putranya saja Jokowi bisa berpindah kantor sementara di Solo, masak untuk bencana besar lombok tidak dilakukan," kata Andi di akun twitternya @AndiArief__.
Lebih lanjut Andi juga mempertanyakan alasan pemerintah tidak menetapkan situasi pascagempa di Lombok sebagai bencana nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk dari bencana-bencana sebelumnya, Andi mengakui bahwa sejak bencana Tsunami di Aceh, 2004 silam, pemerintah memang belum pernah menetapkan status bencana nasional pada daerah-daerah yang tertimpa bencana.
Andi menyatakan sikap pemerintah itu karena Presiden dan menteri terkait serta BNPB menyatakan Pemda setempat masih mampu mengatasi sampai rekonstruksi dan rehablitasi.
Dia lantas membandingkan alasan tersebut dengan alasan pemerintah saat ini yang belum juga menetapkan status bencana nasional terhadap gempa Lombok.
Pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung sebelumnya mengakui bahwa sektor pariwisata jadi salah satu pertimbangan pemerintah tidak menetapkan status bencana nasional terhadap gempa di Lombok.
Kata Pramono Indonesia akan mengalami kerugian sangat besar apabila bencana alam di Lombok dinyatakan sebagai bencana nasional.
"Kalau kami menyatakan bencana nasional berarti bencana itu seluruh nasional, dan menjadikan
travel warning. Negara-negara bukan hanya ke Lombok tapi bisa ke Bali dampaknya luar biasa, yang biasanya tidak diketahui oleh publik," ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (20/8). "Begitu dinyatakan bencana nasional maka seluruh Pulau Lombok akan tertutup untuk wisatawan dan itu kerugiannya lebih banyak."
 Suasana di Lombok pascagempa. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Menurut Andi Arief alasan pemerintah itu tidak tepat. Sebab, menurut dia, simpati dunia internasional justru akan besar jika gempa Lombok dinyatakan bencana nasional.
"Bukankah orang akan lebih peduli jika tempat favoritnya mendapat musibah?" kata Andi.
"Alasan pariwisata jangan jadi penghalang penetapan status bencana," ujarnya menambahkan.
(wis/sur)