Jakarta, CNN Indonesia --
Persaudaraan Alumni 212 menilai tantangan lomba mengaji dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tak ada manfaatnya. Yang dibutuhkan adalah pembangunan ekonomi dan pendidikan.
Diketahui, KIK, yang merupakan koalisi partai pendukung Joko Widodo-Ma'aruf Amin, mengajak pasangan bakal capres-cawapres Prabowo-Sandi untuk lomba mengaji. Hal itu menyusul ajakan Sandi kepada Jokowi dan Ma'aruf untuk lomba renang.
Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'arif mengibaratkan tingkah kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden ini layaknya pengurus Rukun Tetangga (RT).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waduh ini mau ngurus negara atau mau ngurus RT ? Jadi mirip lomba 17-an," terang Slamet kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (24/8).
Slamet menyarankan kepada kedua paslon agar adu program ketimbang mengadu kekuatan dengan cara seperti lomba renang atau mengaji. Menurut Slamet adu kekuatan dengan cara-cara tersebut tidak ada manfaatnya bagi negara.
Saat ini, terang Slamet, bangsa membutuhkan pembangunan ekonomi, pembangunan pendidikan dan perbaikan lainnya, bukan lomba adu kuat dengan lomba.
"Nanti PS [Prabowo Subianto] nantang lagi Jokowi lomba Bahasa inggris, dibalas lagi nantang lomba baca kitab kuning enggak akan selesai dan enggak ada manfaatnya buat bangsa," terang Slamet.
Sebelumnya, Juru Bicara Koalisi Indonesia Kerja Irma Suryani Chaniago mengajak Prabowo dan Sandiaga untuk lomba mengaji dengan Jokowi-Maruf.
Ajakan itu muncul setelah Sandiaga mengaku ingin mengajak Jokowi lomba renang. Tak hanya Jokowi, Sandi juga ingin mengajak Prabowo dan Ma'ruf .
"Sama Pak Prabowo, Pak Jokowi, Pak Ma'ruf Amin, sama saya, kan seru ada hal-hal baru yang ditampilkan. Milenial juga pasti suka, dan kita punya akuatik yang bagus," ungkap Sandi.
(arh/wis)