Survei: Mayoritas Responden Tolak Aksi #2019GantiPresiden

Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Selasa, 04 Sep 2018 00:58 WIB
Temuan survei Y-Publica mengklaim mayoritas responden yang mengaku tak setuju dan menolak gerakan #2019GantiPresiden berada diangka 75.6 persen.
Aksi #2019GantiPresiden dianggap populer dan untungkan Prabowo-Sandi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Y-Publica mengungkapkan bahwa gerakan #2019GantiPresiden makin populer dan dikenal masyarakat usai proses pendaftaran pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum (KPU) awal Agustus lalu. 

Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono mengungkapkan hampir 70 persen responden mengaku mengetahui dan pernah mendengar gerakan tersebut.

"Angka ini meningkat Iebih tinggi dibanding temuan survei kita sebelumnya pada Mei 2018 yang masih 50,3 persen," kata Rudi dalam rilis survei terbaru di Jakarta Pusat, Senin (3/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski demikian, Rudi menjelaskan bahwa masyarakat cukup kritis dalam melihat gerakan tersebut. Ia menunjukkan mayoritas responden yang mengaku tak setuju dan menolak gerakan #2019GantiPresiden berada diangka 75.6 persen.

"Gerakan ini hanya disetujui oleh 19,2 persen masyarakat dan sementara sisanya 5,2 persen tidak menjawab," ungkapnya.

Selain itu, Rudi mengungkapkan gerakan itu sangat menguntungkan lawan politik Presiden Joko Widodo yang memilih maju kembali sebagai capres di Pilpres 2019 berpasangan dengan Ma'ruf Amin. 

"Sebanyak 32,1% responden menganggap gerakan itu menguntungkan kubu oposisi atau lawan politik Jokowi, baik lawan politik elektoral maupun diluar elektoral," kata Rudi.


Rudi juga mengatakan diurutan kedua pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno turut diuntungkan dengan gerakan tersebut dengan presentase 24.9 persen.

"Lalu sebanyak 20,6 persen menganggap gerakan itu menguntungkan kelompok anti-NKRI dan 12,8 persen menyebut kelompok pendukung khilafah yang diuntungkan," pungkasnya.

Survei itu dilakukan pada 13 Agustus-23 Agustus 2018 itu menggunakan metode kuantitatif dengan 1200 responden. 

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah proporsional dengan margin of error sebesar 2.98 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden terpilih dengan menggunakan kuisioner yang telah dilaksanakan di 34 provinsi.
(dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER