Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta rakyat lima tahun akan segeta digelar pada 2019 mendatang, meski begitu dua kubu yakni
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan
Joko Widodo-Ma'ruf Amin telah saling serang demi memenangkan simpati rakyat di Pilpres nanti.
Beberapa kali kubu Prabowo terus menerus menyindir kebijakan Jokowi selama memerintah kurang lebih empat tahun ini justru menyengsarakan masyarakat. Hal itu mereka klaim mendapatkan data dari aspirasi emak-emak.
Perwakilan Perkumpulan Prakarsa, Herni Ramdlaningrum menyebut serangan yang dilontarkan oleh kubu Prabowo itu merupakan strategi politik yang biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, kata dia, kubu Prabowo harus tetap harus menggelontorkan data sebagai penguat pernyataan yang dikeluarkan dengan memanfaatkam nama emak-emak untuk menduoang aspirasi warga.
"Itu saya kira strategi saja, tapi bahwa sebut kalau ketimpangan dan kemiskinan melebar tetap harus menggunakan data," kata Herni ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/9).
Masyarakat, kata Herni, harus mulai diajarkan untuk lebih melek data. Jangan sampai masyarakat termakan omongan-omongan yang hanya dilihat dari kacamata satu pihak tanpa bukti nyata yang tak bisa dipertanggungjawabkan.
"Kelompok sebelah itu seringkali mengeluarkan pandangan atau statment itu tanpa data, padahal sangat penting data itu agar masyarakat tahu apa yang terjadi, masyarakat lebih melek data," kata dia.
 Kondisi buruk ekonomi saat ini disebut jadi titik lemah Jokowi. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Lagipula kata Herni jika dilihat dari data ketimpangan dan kemiskinan terakhir yang ada, belum ada pergeseran yabg signifikan terkait kemiskinan ini selama Jokowi memimpin sebagai presiden.
Jadi tak ada ruginya bagi kubu Prabowo menyampaikan data statistik saat ini.
"Kenapa harus takut gelontorkan data, lagi pula kemiskinan atau ketimpangan juga belum berubah besar, masih sama saja," katanya.
Meski begitu Herni memahami burunya kondisi ekonomi yang kemudian banyak diserang oleh kubu Prabowo saat ini merupakan imbas dari perang dagang yang juga terjadi secara global.
Terkait kebijakan dikatakan dia, Jokowi pun memang tak mengambil langkah instan yakni dengan cara memperbaiki infrastruktur dan armada transportasi yang merupakan kebijakan jangka panjang dan baru akan terasa beberapa tahun mendatamg.
"Kebijakan yang diambil jokowi bukan kebijakan instan hasilnya memang untuk mereduksi ketimpangan dalam waktu yang panjang yang dampaknya akan terlihat beberapa tahun ke deoan," katanya.
(dal)