Kubu Prabowo Hindari SARA dan Labeli Non-Pancasila di Pilpres

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Selasa, 04 Sep 2018 03:43 WIB
Poros Prabowo-Sandi mengklaim tak akan gunakan isu SARA dan menghadirkan debat yang mencerdaskan di pilpres 2019 mendatang.
Sekjen PAN Eddy Suparno. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyatakan bahwa poros Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno tidak ingin ada penyematan terhadap suatu kelompok atau perorangan dengan label Pancasila atau non-Pancasila.

Menurutnya, semua pihak juga sebaiknya menghindari hal itu selama perhelatan Pilpres 2019 berlangsung.

"Saling melabeli Pancasila atau non-Pancasila, tidak," ucap Eddy di kawasan SCBD, Jakarta, Senin malam (3/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Eddy menyebut poros Prabowo-Sandi pun bakal isu yang menyangkut soal suku, agama etnis, dan antargolongan atau SARA. Eddy mengklaim kubunya bakal menghindari debat di hadapan publik jika topik yang dibahas menyangkut itu semua.

"Itu isu-isu yang tidak patut diperdebatkan karena justru menciptakan pembelahan di masyarakat," ujar Eddy.


Eddy lalu mengatakan bahwa Pilpres 2019 mesti mencerdaskan semua pihak. Baik itu bagi pihak yang berkontestasi, maupun masyarakat. Eddy mengatakan setiap lapisan mesti mendapat manfaat atau dampak positif dari Pilpres 2019.

Langkah utama yang perlu ditempuh menurut Eddy yakni adu gagasan atau ide oleh pihak yang bertanding. Dan yang paling penting, bagi Eddy, yakni bersama-sama memikirkan solusi atas permasalahan yang dirasakan masyarakat selama ini. 

Eddy mengklaim poros Prabowo-Sandi akan berupaya untuk menempuh langkah tersebut selama Pilpres 2019 berlangsung.

"Jadi tujuan kami untuk memberikan suatu pemilu, pilpres yang betul-betul menambah dewasa dan kualitas demokrasi kita," imbuh Eddy.


Eddy kemudian meminta aparat keamanan juga turut bersikap adil dalam melihat dan menyikapi kegiatan masyarakat. Menurutnya, segala jenis kegiatan berekspresi mesti dipandang setara.

Eddy tidak menyebut secara gamblang bahwa sejauh ini ada dua jenis gerakan, yakni #2019GantiPresiden dan #Jokowi2Periode. Namun, dia ingin aparat benar-benar adil dalam melihat dan bersikap. 

"Kalau itu sama dan identik, tolong diperlakukan sama," kata Eddy.

"Jangan ada pembedaan apalagi ada bentuk yang sifatnya diskriminatif terhadap satu ekspresi dan ekspresi yang lain," lanjutnya.

(dal/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER