Jakarta, CNN Indonesia -- Usai diberhentikan dari posisi Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Pakar hukum tata negara
Refly Harun mengaku belum mau menjadi bagian tim sukses (timses) kubu manapun dalam
Pemilu 2019. Baginya, sikap kritis sesuai keilmuan lebih diutamakan.
"Saya tidak pernah tertarik untuk menjadi timses, sampai saat ini, tidak pernah menjadi timses siapapun, baik Jokowi maupun Prabowo," ucapnya, saat dihubungi, Kamis (6/9).
Baginya, menjadi akademisi yang netral dalam berpendapat lebih diutamakan agar menghadirkan pandangan yang tak memihak dan kritis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira memang harus ada akademisi yang enggak masuk dua kotak [kubu] itu," imbuhnya.
Ia tak memungkiri pada 2014 dirinya memberikan keuntungan tertentu bagi kubu Jokowi-Jusuf Kalla. Terutama, dalam hal pandangan pesimistis atas gugatan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.
Ketika itu, dia menyebut bahwa gugatan itu 99 persen ditolak MK karena klaim kecurangan KPU dan suara tambahan tak bisa dibuktikan kubu Prabowo di persidangan.
Menurutnya, hal tersebut bagian dari pandangan objektif sesuai keilmuannya. Baginya, keuntungan yang didapat kubu tertentu dari pandangannya hanyalah dinamika.
"Saya tidak pernah memusuhi siapaun, enggak memusuhi pemerintah, enggak ada persoalan juga dengan oposisi. Kalau berpendapat, saya sesuai ilmu, bisa menyenangkan atau tidak," ucap Refly.
Pascapilpres 2014, Refly ditarik ke Istana sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Namun, itu hanya berlangsung empat bulan, yakni dari 1 Des 2014 hingga 31 maret 2015.
Ia menerima tawaran jadi Komisaris Utama Jasa Marga. Sebabnya, posisi itu dinilainya lebih netral dari sisi politik dan bisa memelihara sikap kritisnya, termasuk kepada Pemerintah.
"Walau memang [posisi komisaris] bisa saja karena kompensasi dari pemerintah, sikap saya ditempatkan di manapun, sepanjang saya enjoy, saya akan bekerja dan memberi warna," ujar dia.
Refly kemudian dicopot dari jabatannya sebagai Komut itu lewat RUPSLB Jasa Marga, di Jakarta, Rabu (5/9). Posisi komisaris utama diisi oleh Sapto Amal Damandari, yang merupakan mantan Wakil Ketua BPK.
"Saya enggak punya
hard feeling, enggak nyerang orang juga," katanya.
Jasa Marga sendiri, dalam rilis resminya, tak menyebutkan alasan pencopotan Refly tersebut.
(arh/sur)