Luhut: Politisasi Rupiah Lemah Bentuk Pengkhianatan

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Kamis, 06 Sep 2018 12:02 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menyebut politisasi terhadap isu pelemahan rupiah sebagai bentuk pengkhianatan terhadap negara.
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, di Jakarta, 19 Juli. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut politisasi terhadap isu pelemahan rupiah sebagai bentuk pengkhianatan terhadap negara.

Saat ini menurutnya kesepakatan pihaknya dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk duduk bersama dalam mengatasi masalah ini.

"Kami sepakat, kita jangan memain-mainkan politik untuk currency ini karena dampaknya pada semua rakyat kecil. Jadi kalau semua itu orang melakukan [politisasi rupiah] itu saya kira itu pengkhianatan pada negara," ujar Luhut dalam konferensi pers di Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (SOM) AIS ke-2 di Oriental Mandarin, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga mengklaim pemerintah saat ini telah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan efisiensi dan menghindari budaya korupsi.

"Bedanya sekarang ini pemimpinnya enggak ada yang korupsi. Nah itu penting dicatat. Presidennya, anaknya, istrinya, semuanya bersih dan kerja keras. Mereka turun ke bawah. Orang bilang pencitraan, pencitraan apanya?" kata mantan Menkopolhukam ini.

Selain itu, pemerintah juga telah melakukan pengambilan keputusan dengan cara transparan.

"Tidak ada yang salah kecuali ada kita korupsi atau tidak efisien. Kita enggak kok. Kita sudah membuat negeri ini tambah efisien. Karena apa? Karena semuanya sudah sistem online," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah politikus oposisi, seperti Fadli Zon dan Ferdinand Hutahaean, menilai pemerintahan Jokowi telah gagal dalam menjaga rupiah dari depresiasi.

Namun demikian, bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno dan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief meminta semua pihak untuk tak memanfaatkan pelemahan rupiah untuk menyerang Pemerintah.



(arh/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER