
Adu Mulut Buwas dan Enggar, Kepemimpinan Jokowi Jadi Sorotan
Tim, CNN Indonesia | Kamis, 20/09/2018 07:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar menyebut Joko Widodo sebagai Presiden yang tidak mampu memimpin.
Ketidakmampuan itu, kata dia, terlihat jelas dari seteru yang terjadi antara Dirut Bulog Budi Waseso dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita soal impor beras.
"Menurut saya Pak Jokowi adalah Presiden yang tidak memimpin. Masa bisa sampai terjadi seteru di bawahannya, seterunya pun secara terang-terangan," kata Dahnil saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu (19/9).
Seteru yang terjadi antara Enggar dan Buwas ini menurut Dahnil sangat tidak elok, apalagi mereka berada di jalan yang sama sebagai bagian dari kabinet pemerintahan Jokowi. Posisi Buwas dan Enggar pun tentu sama-sama sebagai bawahan yang bekerja di sektor perekonomian terutama komoditas pangan.
"Kok bisa berseteru terang-terangan di publik," katanya.
Dahnil disebut-sebut akan masuk dalam tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Selanjutnya, menurut Dahnil perseteruan itu bisa terjadi jika terdapat ketidakcakapan dalam kepemimpinan seorang Presiden. Dikatakan dia, Jokowi sebagai presiden harusnya marah besar atau memberi teguran kepada bawahannya yang berseteru ini.
"Bagi saya sih ada masalah dengan kepemimpinan Jokowi, seteru ini kan sama saja dengan hinaan untuk dia dari bawahannya," kata dia.
Tak hanya soal Jokowi yang tak memiliki kemampuan memimpin, Dahnil juga curiga ada kepentingan rente di dalam tubuh Kementerian Perdagangan. Sengkarut Bulog ini kata dia, bisa terjadi karena ketidaklengkapan data di kementerian itu yang berujung pada kepentingan rente.
"Memang ada fakta mafia pangan yang punya tujuan rente. Mereka ingin berburu rente dengan kekacaubalauan ini, karena ada data-data yang semrawut," katanya.
Data-data komoditas di Kementerian menurut Dahnil banyak yang silang sengkarut, dari mulai data komoditas pangan hingga data-data terkait kependudukan.
Data yang sengkarut ini kemudian banyak dimanfaatkan oleh para mafia yang ingin melakukan rente.
"Orang berangkat dari data yang carut marut ini memanfaatkannnya sebagai tujuan rente," katanya.
"Tujuan rente apa, karena misal bisa kuota impor ditambah atau dikurang. Karena enggak ada otoritas data yang benar karena datanya bisa dikarang," tutupnya.
Sebelumnya Buwas sempat memberikan suara berbeda terkait impor beras. Menurutnya, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan tak perlu lagi mengimpor beras di paruh kedua tahun ini lantaran ketersediaan pasokan beras di gudang Bulog masih sekitar 2,4 juta ton.
Selain itu, Buwas juga menganggap impor beras tak perlu dilakukan lantaran Bulog tak memiliki tempat lagi untuk menampung pasokan beras dari impor.
"Perintah kemarin dari Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Perdagangan bahwa kami harus impor 1 juta ton, tapi kami mau taruh di mana beras itu? Kecuali Menteri Perdagangan menyiapkan gudang atau kantornya beliau mau dipakai jadi gudang beras, itu baru saya akan impor," pungkasnya. (tst/DAL)
Ketidakmampuan itu, kata dia, terlihat jelas dari seteru yang terjadi antara Dirut Bulog Budi Waseso dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita soal impor beras.
"Menurut saya Pak Jokowi adalah Presiden yang tidak memimpin. Masa bisa sampai terjadi seteru di bawahannya, seterunya pun secara terang-terangan," kata Dahnil saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu (19/9).
Seteru yang terjadi antara Enggar dan Buwas ini menurut Dahnil sangat tidak elok, apalagi mereka berada di jalan yang sama sebagai bagian dari kabinet pemerintahan Jokowi. Posisi Buwas dan Enggar pun tentu sama-sama sebagai bawahan yang bekerja di sektor perekonomian terutama komoditas pangan.
"Kok bisa berseteru terang-terangan di publik," katanya.
![]() |
Selanjutnya, menurut Dahnil perseteruan itu bisa terjadi jika terdapat ketidakcakapan dalam kepemimpinan seorang Presiden. Dikatakan dia, Jokowi sebagai presiden harusnya marah besar atau memberi teguran kepada bawahannya yang berseteru ini.
"Bagi saya sih ada masalah dengan kepemimpinan Jokowi, seteru ini kan sama saja dengan hinaan untuk dia dari bawahannya," kata dia.
![]() |
"Memang ada fakta mafia pangan yang punya tujuan rente. Mereka ingin berburu rente dengan kekacaubalauan ini, karena ada data-data yang semrawut," katanya.
Lihat juga:Fahri Sebut Enggar Disetir soal Impor Beras |
Data yang sengkarut ini kemudian banyak dimanfaatkan oleh para mafia yang ingin melakukan rente.
![]() |
"Tujuan rente apa, karena misal bisa kuota impor ditambah atau dikurang. Karena enggak ada otoritas data yang benar karena datanya bisa dikarang," tutupnya.
Selain itu, Buwas juga menganggap impor beras tak perlu dilakukan lantaran Bulog tak memiliki tempat lagi untuk menampung pasokan beras dari impor.
"Perintah kemarin dari Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Perdagangan bahwa kami harus impor 1 juta ton, tapi kami mau taruh di mana beras itu? Kecuali Menteri Perdagangan menyiapkan gudang atau kantornya beliau mau dipakai jadi gudang beras, itu baru saya akan impor," pungkasnya. (tst/DAL)
ARTIKEL TERKAIT

Jokowi Pernah Kalah di Aceh, Ma'ruf Yakin Kali Ini Menang
Nasional 1 tahun yang lalu
Kepala Daerah Dukung Jokowi-Ma'ruf Diklaim Bukan Dikondisikan
Nasional 1 tahun yang lalu
KASN Laporkan Anies ke Jokowi soal Rombak Jabatan Anak Buah
Nasional 1 tahun yang lalu
Fahri Sebut Enggar Disetir soal Impor Beras
Nasional 1 tahun yang lalu
Ma'ruf Amin: Jokowi Benci Ulama dan Anak PKI Itu Bohong
Nasional 1 tahun yang lalu
Aroma Pilpres 2019 dalam Kasus SBY Vs Asia Sentinel
Nasional 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

Jokowi Targetkan Tol JORR II Selesai Akhir 2020
Ekonomi • 07 December 2019 18:58
Jokowi Pinjam Sertifikat Tanah Orang Tua Demi Modal Usaha
Ekonomi • 06 December 2019 19:53
Jokowi soal Pemecatan Dirut Garuda: Sudah Tegas Sekali
Ekonomi • 06 December 2019 17:02
Jokowi: Feeling Saya, RI Ekspor Petrokimia
Ekonomi • 06 December 2019 20:34
TERPOPULER

Kemenag Tegaskan Tetap Berwenang Terbitkan Sertifikasi Halal
Nasional • 1 jam yang lalu
Puluhan Orang Keracunan Usai Santap Makanan Syukuran
Nasional 48 menit yang lalu
Ketua MPR Dorong Menteri BUMN Pidanakan Eks Dirut Garuda
Nasional 6 jam yang lalu