Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Pengarah TKN Joko Widodo-Maruf Amin,
Muhammad Romahumuziy alias Romi, menyatakan
Ma'ruf berencana mengklarifikasi isu intoleransi dengan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok, yakni Ahokers.
Hal itu merespon rencana politikus Golkar Nusron Wahid yang berniat mempertemukan Ma'ruf dengan Ahokers dalam waktu dekat.
Menurutnya, Maruf merupakan korban isu intoleran yang digulirkan oleh 'pihak sebelah'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kiai Maruf bertemu pada mereka [Ahokers] sifatnya lebih merupakan klarifikasi terhadap isu intoleransi yang digulirkan pihak sebelah dan disematkan pada Kiai Ma'ruf Amin," ujar Romi di DPP PPP, Jakarta, Selasa (25/9).
Romi tidak menjelaskan secara rinci siapa yang dimaksud dengan 'pihak sebelah'. Ia hanya menyebut klarifikasi tersebut sangat diperlukan agar tudingan terhadap Ma'ruf tidak menjadi alat kampanye di Pilpres 2019.
Lebih lanjut, ia menuturkan klarifikasi Maruf atas isu intoleran bukan hanya ditujukan kepada Ahokers. Ia menyebut klarifikasi tersebut juga ditujukan kepada tokoh di luar Islam.
Sebab, ia menyebut tokoh di luar Islam masih mempertanyakan sejumlah fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) semasa dipimpin oleh Maruf. Mereka menilai fatwa yang dikeluarkan Maruf membawa nuansa intoleransi.
"Jika tidak [diklarifikasi] yang beredar akan asumsi-asumsi yang tidak bertanggungjawab yang sudah berisi gorengan politik," ujarnya.
Sebelumnya, Maruf mengaku siap dipertemukan dengan Ahokers. Ia mengklaim kesiapannya bagain dari upaya untuk menjunjung keutuhan bangsa.
Maruf diketahui pernah bermasalah dengan Ahokers lantaran mengeluarkan sikap keagamaan bahwa Ahok telah menista agama Islam dan ulama. Kala itu, Ahok menyinggung soal surat Al-Maidah ayat 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Atas ucapan itu, Ahok divonis dalam delik penodaan agama dan dipenjara selama dua tahun.
(panji/arh)