Menyambut Hujan dan Mengantisipasi Banjir ala Jakarta

Dhio Faiz & LB Ciputri Hutabarat | CNN Indonesia
Senin, 29 Okt 2018 08:37 WIB
Tercatat ada 30 titik rawan genangan. Berbagai cara dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk meminimalisir dampak bencana tahunan ini.
Petugas membersihkan saluran agar air yang menggenangi jalan Medan Merdeka Timur segera surut, 15 Februari 2018. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Dalam hal mitigasi bencana banjir selama musim hujan, Tri menerangkan Pemprov DKI termasuk pihaknya telah melakukan sejumlah pekerjaan dan perencanaan.

BMKG telah merilis prakiraan awal musim hujan 2018/2019 untuk wilayah Jakarta beserta penunjangnya yakni Jawa Barat dan Banten. Di Jawa barat prakiraan awal musim hujan umumnya terjadi pada Oktober dan November. Begitu pun di Jakarta dan Banten.

Tri mengatakan pemprov DKI, lewat Dinas SDA mempersiapkan saluran-saluran air yang diistilahkan 'tali air'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mengantisipasi potensi [puncak musim hujan] di bulan Januari-Februari,” kata Tri.

"Sekarang ada ribuan tali air dan terus kita benerin. Jadi bukan hanya karena mau musim hujan," jelas Teguh secara terpisah.


Tali air adalah saluran air yang tersebar di permukiman di jalan kecil hingga jalan besar. Diakui Teguh banyaknya genangan yang selama ini timbul lantaran proyek transportasi Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) yang kini memakan badan-badan jalan di Jakarta.

"Makanya kami kerja sama nanti sama pengerjaan proyek untuk dibersihkan. Kami terjunkan petugas pasukan biru kita untuk mengurus tali-tali air, membongkar dan dibenahi kembali," jelas dia.

Pasukan biru juga dipergunakan untuk membersihkan gorong-gorong atau lorong utilitas yang beberapa waktu lalu menjadi penyebab banjir. Teguh berharap agar tidak ada lagi kabel-kabel yang menyangkut di tempat utilitas seperti kejadian sebelumnya.

"Pasukan biru tersebar di 44 kecamatan. Satu kecamatan minimal ada 40 orang pasukan. Ya ini dilakukan untuk mencegah banjir," kata Teguh.

Dia menambahkan Dinas SDA DKI Jakarta telah melaksanakan pekerjaan berupa pengerukan sebanyak 14 waduk, situ dan embung yang ada di wilayah DKI Jakarta terhitung sejak awal Oktober 2018. Beberapa waduk, situ dan, embung yang telah dikeruk itu: Waduk Kampung Rambutan 1 dan 2, Waduk Pondok Rangon, Waduk Cilangkap, Waduk Giri Kencana, Waduk Cimanggis, Waduk Jalan Kaja, Waduk Jalan Kaja II, Waduk Pekayon, Setu Babakan, Situ Rawa Minyak dan Embung Aselih.

Sementara itu, Tri mengatakan dari pihaknya adalah upaya sosialisasi dan masukan rencana tanggap bencana saat terjadi.

"Sosialisasi November ini, teman-teman BPBD akan turun di 20 wilayah kelurahan yangg rawan tergenang. Dan kita datang ke kelurahan secara langsung bertemu aparaturnya dan sudah mulai mengingatkan, nanti kalau [misal] terjadi potensi ini, lakukan ini-ini. Kesiapan kita ada ini-ini. Sekaligus mengingatkan potensi banjir di Januari-Februari sudah makin dekat. Sehingga harus segera disiapkan," tuturnya.

Meskipun begitu, Tri menegaskan upaya mitigasi dan penanggulangan dampak banjir tak bisa hanya bertumpu pada satu elemen. Perlu kerja sama antarlembaga, bahkan hingga masyarakat yang juga patut tak bosan-bosan untuk diedukasi.

(kid/sur)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER