Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (
KNKT), Haryo Satmiko mengatakan, pilot pesawat
Lion Air JT-610 sempat mengontak Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta sesaat setelah lepas landas pada pukul 06.20 WIB. Pilot melaporkan adanya permasalahan pada
flight control saat terbang di ketinggian 1.700 kaki.
"Pada jam 06.22 WIB, pilot menghubungi Jakarta Control dan menyampaikan permasalahan
flight control saat terbang di ketinggian 1.700 ft," ucap Haryo dalam pers rilis, Senin (29/10).
Selain masalah pada
flight control, pilot juga meminta menaikkan pesawat ke ketinggian 5.000 kaki. Menara kontrol mengizinkan pesawat jenis Boeing 737-300 MAX 8 dengan nomor register PK-LQP itu naik ke 5.000 ft. Beberapa menit kemudian, pesawat hilang dari radar dan tak bisa dikontak kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada jam 06.32 WIB, Jakarta Control kehilangan kontak dengan pesawat PK-LQP," ucapnya.
Sementara itu Kepala otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Bagus Sunjoyo membenarkan bahwa pilot pesawat Lion Air meminta kembali ke landasa pascalepas landas.
"Memang benar, pilot meminta kembali ke Bandara Soekarno Hatta setelah lepas landas," kata Bagus, dikutip Antara.
Namun demikian, Bagus belum bisa memberikan keterangan secara spesifik mengenai alasan pilot meminta kembali.
Ia menjelaskan, semua rutenya sudah sesuai yang dilalui oleh pesawat tersebut hingga akhirnya hilang kontak.
Begitu juga dengan mesin pesawat yang diketahui tak ada masalah apapun sebab semuanya sudah melalui proses pemeriksaan.
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 dipastikan jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Soekarno Hatta pada Senin (29/10) pukul 06.20 WIB menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
Namun pada pukul 06.32 WIB, pesawat jenis Boeing 737-300 MAX 8 dilaporkan hilang kontak. Pesawat sempat meminta kembali ke landasan sebelum akhirnya hilang dari radar.
Pesawat dengan nomor register PK-LQP itu membawa total 189 orang yang terdiri atas 178 penumpang dewasa, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin. Hingga kini belum diketahui nasib para penumpang dan awak kabin.
(osc/gil)