Jakarta, CNN Indonesia -- Pegawai negeri sipil Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Syahrudin Azim mengaku hampir ikut terbang dengan
Lion Air JT-610 dari Jakarta menuju Pangkalpinang. Pesawat itu dipastikan jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10) pagi.
Syahrudin merupakan mantan sekretaris daerah saat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjabat Bupati Belitung Timur.
Syahrudin mulanya berniat berangkat menuju Pangkalpinang dari Jakarta dengan Lion Air JT-610 pada Senin pagi. Namun, dia tidak kebagian tiket.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan batal, tapi tidak kebagian tiket," kata Syahrudin kepada
CNNIndonesia.com, Senin (29/10).
Alhasil, Syahrudin akhirnya mengambil penerbangan lain menuju Palembang, Sumatera Selatan. Setelah itu, dia lanjut menuju ke Pangkalpinang.
"Jadi saya langsung naik Lion Air JT-142 dari Palembang langsung ke Pangkalpinang. Tidak jadi lewat Jakarta," ucap Syahrudin.
Syahrudin sempat menceritakan pengalamannya melalui status di akun facebook pagi tadi. Dia mengaku mendapat banyak panggilan telepon dan pesan singkat dari keluarga dan kerabat.
Mereka, kata Syahrudin, risau lantaran ada namanya tercantum dalam daftar nama penumpang atau manifest Lion Air JT-610 .
"Karena di manifest pesawat ada tercantum nama saya pada urutan ke 160," kata Syahrudin.
Diketahui, dalam manifest tersebut, ada nama Syahrudin di nomor 160. Namun, bukan Syahrudin Azim.
Syahrudin bersyukur dirinya tidak berangkat dengan Lion Air JT-610. Dia juga merasa terharu karena begitu banyak kerabat dan keluarga yang peduli dengan kabarnya.
"Hari ini kecelakaan pesawat yang batal kami tumpangi karena full dan kami masih dilindungi Allah," ucap Syahrudin.
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 dipastikan jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Soekarno Hatta pada Senin (29/10) pukul 06.20 WIB menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
Pilot sempat meminta kembali ke landasan sesaat setelah lepas landas. Pilot juga sempat melapor ke ATC Bandara Soetta adanya masalah pada flight control di ketinggian 1.500 kaki dan meminta naik ke ketinggian 5.000 kaki.
Namun pada pukul 06.32 WIB, pesawat jenis Boeing 737-300 MAX 8 itu hilang dari radar dan tak bisa dikontak kembali.
Pesawat dengan nomor register PK-LQP itu membawa total 189 orang yang terdiri atas 178 penumpang dewasa, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin. Basarnas memprediksi tak ada yang selama dari musibah ini.
(bmw/osc)