Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Pol Musyafak mengatakan tim
Disaster Victim Investigation (DVI) Polri hampir menyelesaikan proses identifikasi terhadap tiga korban pesawat
Lion Air JT-610. Namun, tim masih ingin lebih memastikan identitas lewat tes DNA.
Dalam proses identifikasi jenazah itu, katanya, tim DVI mencocokan data-data yang diperoleh dari pihak keluarga dengan potongan tubuh yang diterima oleh RS Polri.
Ada tiga jenis bagian tubuh yang diperiksa. Salah satunya memiliki tato. Bagian tubuh lainnya diduga milik korban usia anak-anak atau bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari proses pencocokan itu, lanjut Musyafak, beberapa anggota tim berkeyakinan bahwa potongan tubuh ini merupakan salah satu keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.
"Kurang lebih ada tiga korban barangkali, dalam pembicaraan yang ketat yang dari aspek pemeriksaan tanda-tanda medis ya, ada tato, kemudian didapatkan korban yang berumur tiga sampai empat tahun dan bahkan bayi," kata dia, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (31/10).
Namun, lanjut Musyafak, beberapa anggota tim masih merasa belum yakin dengan kesimpulan itu. Kemudian, mereka mengusulkan untuk menunggu hasil test Deoxyribonucleic Acid (DNA).
 Keluarga korban Lion Air mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (30/10), untuk memberikan data antemortem korban. ( CNN Indonesia/Safir Makki) |
"Ada peserta rekonsiliasi yang merasa tidak setuju kalau memang dipastikan berdasarkan itu sehingga diputuskan menunggu hasil DNA, untuk memastikan," kata dia.
Diketahui, rekonsiliasi merupakan proses pencocokan data pra-kematian atau antemortem (seperti tanda lahir, cetak gigi, tato) dengan data yang ditemukan pasca-kematian atau post-mortem (jenazah atau bagian tubuh korban). Tujuannya, untuk memastikan identitas jenazah atau bagian tubuh yang ditemukan.
Ia mengatakan hingga saat ini sudah 48 kantung jenazah diterima RS Polri. Di sisi lain, sudah 191 data dikumpulkan dari pihak keluarga dan 147 diantaranya sudah diambil sampel DNA. Namun belum ada satu pun yang teridentifikasi hingga hari ini.
"Hasilnya memang belum ada satu yang teridentifikasi sehingga masih nihil," ujarnya.
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10).
Pesawat tersebut terbang dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pukul 06.10 WIB, untuk menuju Pangkalpinang. Namun pada pukul 06.33 WIB pesawat dilaporkan hilang kontak. Pesawat diketahui membawa total 189 orang yang terdiri atas 178 penumpang dewasa, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin.
(fhr/arh)