Jakarta, CNN Indonesia -- Tim
Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali mengidentifikasi 20 korban pesawat
Lion Air JT-610. Total korban yang sudah teridentifikasi hingga Kamis (8/11) sebanyak 71 orang.
Angka ini sudah mencapai setengah jumlah korban sesuai manifes yang mencapai 189 orang.
"Sidang rekonsiliasi hari ini DVI berhasil mengidentifikasi 20 korban penumpang Lion Air," kata Kepala Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Brigjen Pol Musyafak Musyafak di RS Polri Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musyafak menjelaskan 20 jenazah korban teridentifikasi berdasarkan pencocokan data antemortem (AM) yang dimiliki keluarga dan postmortem (PM) dari jenazah.
"Setelah dicocokkan ternyata sesuai," ungkap dia.
Sejauh ini total DNA yang sudah diambil dari jenazah sebanyak 609 sampel. Data itu bakal dicocokkan dengan antemortem (AM) yang terverifikasi.
Musyafak memastikan proses identifikasi korban masih terus dilakukan.
"Kami sampai saat ini masih terus melakukan identifikasi," tutup dia.
Sementara, Vice Commander DVI RS Polri Kombes Pol Drg. Triawan Marsudi memastikan keluarga mendapatkan pendampingan psikologis selama menunggu korban.
"Kegiatan lain pendampingan psikologi sebanyak 173 keluarga korban. Ini diperlukan sebagai bentuk kepedulian kami," ujar Triawan.
Basarnas kembali memperpanjang masa pencarian korban Lion Air JT-610 selama tiga hari hingga Sabtu 10 November mendatang.
Total hingga hari ini, tim Basarnas telah mengumpulkan 186 kantong jenazah dan telah diserahkan ke Tim DVI. Jumlah itu bukan berarti menunjukkan jumlah mayat secara riil.
Istilah kantong jenazah itu merujuk pada paket temuan tim SAR yang tidak merujuk pada jumlah korban. Satu kantong jenazah bisa berupa potongan jenazah yang digabungkan dalam satu kantung.
Kendati nantinya operasi pencarian dihentikan, Tim DVI menyatakan akan terus melakukan identifikasi.
(ctr/ugo)