Bogor, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo mengaku kagum terhadap mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah
Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii). Setelah sekian lama berinteraksi, menurut Jokowi sosok Buya Syafii seperti generasi milenial.
"Saya adalah pengagum Buya Syafii Maarif. Usia beliau sekarang sudah 83 tahun. Tapi tidak kenal lelah, terus memberikan masukan kepada saya," kata Jokowi di Istana Bogor, Senin (12/11).
Hal itu disampaikan dalam silaturahmi bersama sekitar 300 peserta Indonesia Millennial Movement 2018. Ia mengatakan sering berdialog dengan Buya Syafii baik bertemu langsung di Istana maupun telepon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Jokowi, dirinya kerap mendapat masukan dari Buya Syafii dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Mantan Wali Kota Solo ini juga tak ragu meminta pendapat bahkan solusi dari mantan Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) itu.
"Karena semangatnya saya pikir Buya ini sudah 83 tahun tapi kayak milenial. Apalagi beliau ini berbicara masalah persatuan, kerukunan, persaudaraan, dan kemajuan Indonesia," tuturnya.
 Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif (Buya Maarif). (CNN Indonesia/Resty Armenia) |
Lebih lanjut Jokowi mengimbau generasi milenial mewaspadai perubahan serta perkembangan zaman. Perubahan zaman membuat teknologi semakin berkembang dan memudahkan kehidupan.
Di sisi lain, masyarakat terutama generasi muda harus menyadari perubahan zaman membuat tantangan mendatang semakin kompleks karena mengubah lanskap ekonomi, politik, dan sosial.
"Ini harus diwaspadai. Jangan sampai perubahan-perubahan ini membawa kita dalam intoleransi, ektremisme yang berlebihan," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
"Siapa yang bisa merespons perubahan sangat cepat seperti ini? Anak-anak muda, bukan yang lain," tuturnya.
Generasi muda, kata Jokowi, kini harus mengubah kehidupannya dengan hijrah dari ujaran kebencian kepada ujaran kebenaran, hijrah dari pesimisme kepada optimisme, hijrah dari pola konsumtif kepada produktif.
"Hijrah dari kegaduhan kepada persatuan dan kerukunan karena itu yang dibutuhkan," ujar Presiden.
(chris/wis)