Jakarta, CNN Indonesia -- Tim
Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengaku akan tetap mengecek sampel DNA korban kecelakaan pesawat
Lion Air PK-LQP meski bagian tubuh sudah rusak.
Kepala Bidang DVI Pusdokkes Polri Komsaris Besar Lisda Cancer mengatakan sampel DNA korban bakal terus berkurang baik kualitas maupun kuantitasnya seiring berjalannya waktu.
"Busuk [kendalanya], tentunya namanya ini kan terendam air, nah udah lama juga," ujar Lisda di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (12/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lisda mengatakan pihaknya bakal terus mencari sampel DNA dari bagian-bagian tubuh yang belum membusuk.
"Ya kita usahakan untuk mencari, kita diamkan, biasanya bagian busuk di luar-luar, kita cari yang masih kita bisa periksa," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya butuh waktu sekitar empat sampai delapan hari untuk mengidentifikasi sampel DNA korban. Apabila dari bagian tubuh korban tidak ditemukan sampel DNA pihaknya bakal mengulang proses identifikasi tersebut.
"Jadi kita lihat dapat, begitu kita lakukan proses lab tidak keluar. Mungkin tidak mengandung sel lagi. Nah akan kita ulang dan kita cari lagi mana yang mengandung sel DNA, nanti kalau sudah kita ulang dan kita pakai teknologi tetap tidak bisa, maka ya memang tetap tidak bisa lagi DNA-nya.
"Kalau kita ulang kita butuh waktu delapan hari lagi," tuturnya.
Selain itu, Lisda mengatakan pihaknya sudah memperoleh 666 sampel DNA. Ke-666 sampel DNA itu masih diidentifikasi oleh tim DVI Polri.
"Jadi untuk pada saat ini untuk pemeriksaan indetifikasi belum selesai, Jadi pada saat ini kita masih menunggu hasil proses pemeriksaan DNA dan sidik jari, jadi ada beberapa tubuh yang mengandung sidik jari," tuturnya.
Sebelumnya, Tim DVI Polri telah mengidentifikasi sebanyak 79 orang penumpang pesawar Lion Air bernomor penerbangan JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang. Sementara, jumlah penumpang yang terdaftar mencapai 189 orang.
(sah/arh)