Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil presiden nomor urut 01
Ma'ruf Amin mempertanyakan tujuan Persaudaraan Alumni atau
PA 212 yang berencana menggelar kembali
Reuni Akbar Alumni 212 bulan depan. Ma'ruf menganggap acara reuni itu tak diperlukan lagi karena Aksi 212 sudah tutup buku.
Ma'ruf menyebut reuni akbar 212 tak perlu dilakukan karena rentan disusupi muatan agenda politik, terutama terkait Pilpres 2019.
"Untuk apa reuni itu? Untuk apa? Urusannya 212 sudah selesai kalau hanya urusan kekeluargaan silaturahim, tapi kalau ada agenda politik tidak perlu [dilakukan reuni]," kata Ma'ruf di kediaman pribadinya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Selasa (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Rais Aam PBNU itu menyatakan tak bakal hadir apabila acara tersebut hanya sekadar menjadi alat politik bagi kelompok tertentu.
"Untuk apa [hadir]?" kata Ma'ruf.
Ma'ruf menyatakan tak keberatan Reuni Alumni 212 digelar jika tujuannya sekadar untuk bersilaturahmi dan bersama-sama membangun demi kebaikan bangsa.
Akan tetapi, ia menyatakan reuni itu sudah tak perlu digelar kembali apabila sudah ditunggangi menjadi sebuah gerakan politik yang destruktif terhadap pemerintah.
"Jangan kemudian menjadi gerakan politik tertentu untuk merobohkan rezim, untuk mengganggu pemerintahan yang ada. Saya, kita asal tidak dalam arti seperti itu, itu silaturahmi biasa saja saya kira bagus," ungkapnya.
Aksi 212 pertama kali digelar pada 2016 sebagai bagian dari rangkaian Aksi Bela Islam berjilid pada tahun itu. Aksi dipicu oleh pernyataan Basuki Tjahaha Purnama alias Ahok yang saat itu menyitir salah satu ayat di surat Al Maidah.
Sebelum rencana reuni akbar tahun ini, PA 212 juga pernah menghelat acara serupa, yakni pada 2 Desember 2017. Jumlah massa yang hadir dalam acara reuni akbar itu tidak sebanyak saat aksi 212 pada 2016.
(rzr/osc)