Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin,
Hasto Kristiyanto, meminta Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera, introspeksi ketika berbicara soal
harga telur.
Hasto menyoroti kerja menteri Pertanian sebelumnya yang dijabat oleh kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama dua periode jabatan presiden. Menurut Hasto selama dijabat kader PKS banyak masalah yang ditimbulkan.
"Jadi kritik itu harus dilakukan juga buat Pak Mardani. Apa yang dulu dilakukan selama 10 tahun ketika kadernya menjadi menteri pertanian," kata Hasto di Rumah Aspirasi Jokowi-Ma'ruf, Jakarta Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun menteri pertanian sebelumnya, yakni era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Anton Priyanto (2004-2009) dan Suswono (2009-2014).
Menurut Hasto, yang dikerjakan Menteri Pertanian saat ini, Amran Sulaiman, adalah membenahi persoalan yang ditinggalkan oleh menteri pertanian sebelumnya. Namun, Hasto tidak menyebut detil persoalan yang dimaksud.
Hanya saja ia menyinggung soal suap impor daging sapi yang kemudian menyeret nama Luthfi Hasan Ishaaq, presiden PKS saat itu.
"Pak Amran kan membereskan urusan-urusan yang dulu banyak dimanipulasi. Selama 10 tahun menteri pertanian kan dulu dipegang oleh PKS," kata Hasto.
"Yang terjadi kan impor dikendalikan untuk kepentingan partainya. Enggak ada presiden [partai] yang masuk penjara kecuali PKS karena [kasus] impor daging," ujarnya.
Sebelumnya, Mardani menyebut harga telur ayam di Indonesia jauh lebih mahal ketimbang Malaysia. Menurutnya, harga telur ayam di Malaysia hanya sekitar Rp12 ribu per kilogram (kg). Sementara di Indonesia sendiri harganya bisa mencapai Rp25 ribu per kg.
hal itu disebabkan karena rantai distribusi pangan di Indonesia yang terlalu panjang.
"Malaysia tapi harga [telur] hanya Rp12 ribu per kilogram karena rantai pasokan cukup, rantai distribusinya sesuai," ucap Mardani di Jakarta, Selasa (20/11).
(fhr/arh)