Wiranto Sebut Oknum Demokrat dan PDIP Dalang Kasus Bendera

CNN Indonesia
Senin, 17 Des 2018 22:06 WIB
Wiranto mengkhawatirkan dibesar-besarkannya kasus perusakan bendera Demokrat justru berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.
Menkopolhukam Wiranto meminta para petinggi parpol tak membesar-besarkan kasus perusakan bendera Demokrat. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan bahwa terdapat oknum Partai Demokrat dan oknum PDIP terlibat dalam perusakan baliho Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau beberapa hari lalu.

Hal itu ia katakan berdasarkan laporan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang mengaku telah merampungkan pengusutan atas kasus tersebut.

"Nah ternyata dari Pak Kapolri cepat sekali mengusut itu ternyata, memang perbuatan oleh oknum tertentu, dari partai tertentu, baik partai PDIP maupun Demokrat ada, oknum itu sudah ditangkap," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (17/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiranto lantas membeberkan bahwa kedua oknum parpol itu melancarkan aksinya atas inisiatif pribadi tanpa didasari oleh kebijakan maupun instruksi partai.

Ia menjelaskan bahwa perbuatan itu merupakan tindakan miskoordinasi karena pelaku berusaha melakukan tindakan tersebut untuk mendapatkan pujian pimpinan parpol.

"Mereka tidak ada perintah tidak atas kebijakan pimpinan partai politik, tapi karena ada miskoordinasi tidak mematuhi aturan dan perinrah mereka melakukan inisiatif yang merugikan untuk mendapatkan pujian, mendapatkan pahala, tetapi tindakannya salah," kata dia.

Melihat hal itu, Wiranto mengimbau kepada pimpinan parpol untuk tak memperbesar kembali persoalan perusakan alat peraga kampanye milik Partai Demokrat tersebut.

Pasalnya, peristiwa ini justru berpotensi membuat polarisasi dan konflik di tengah-tengah masyarakat jelang pemilu 2019.

"Jangan dibesar-besarkan karena ini masalah sudah ditangani dengan baik oleh kepolisian, oknum sudah diketahui , saksi juga sudah ada, tinggal kita limpahkan," kata dia.

Guna menindakalnjuti hal tersebut, Wiranto mengaku sudah memerintahkan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Ia pun berharap tak ada lagi oknum yang mengulang tindakan serupa karena akan mengganggu proses pelaksanaan Pemilu 2019.

"Jangan sampai menggangu persiapan pemilu yang sudah bagus , jangan sampai menggangu proses demokrasi atau indeks kerawanan demokrasi yang sudah mulai kita kelola dengan baik," kata dia


Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru, Riau menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus perusakan bendera dan baliho Partai Demokrat. Kepala Polda Riau Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo mengatakan peran ketiganya, yakni HS untuk kasus yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, serta KS dan MW untuk kasus yang terjadi di Tenayan Raya.

Simpati terhadap Partai Demokrat datang dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Calon presiden nomor urut 02 itu menegaskan, merobek bendera Demokrat sama juga memperlakukan hal serupa kepada Gerindra.


"Sampaikan ke Pak SBY, kalau Demokrat disakiti, kita merasa disakiti juga. Kalau ada yang robek-robek baliho Demokrat, sama dengan robek-robek balihonya Gerindra," Kata Prabowo, di SICC, Sentul, Bogor, Senin.

Prabowo Subianto. (ANTARA FOTO/Kahfie kamaru)


Prabowo mengatakan kejadian perusakan atribut Partai Demokrat cukup sekali terjadi, tidak boleh terulang. Prabowo mengklaim pihaknya juga memiliki kekuatan besar untuk melawan upaya yang sudah memperburuk pesta demokrasi di Indonesia. Namun Prabowo meminta pendukungnya untuk melakukan kampanye yang santun.

"Kita mengimbau jangan robek-robek baliho, jangan robek-robek spanduk. Laksanakan demokrasi dengan baik, karena hati-hati loh kita juga punya kekuatan," katanya.



Sementara itu, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang atau OSO merespons salah satu tudingan yang menyudutkan Tim Jokowi-Ma'ruf Amin di balik insiden tersebut. OSO mengatakan menuduh atau menuding pihak PDIP sebagai dalang di balik perusakan tak dapat dibenarkan.

Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO). (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)


"Tuduh menuduh itu boleh asalkan ada bukti. Kalau menuduh ada bukti enggak apa-apa. Tapi jangan menuduh tapi enggak ada bukti. Itu namanya fitnah," kata Oesman di kompleks parlemen, Jakarta, Senin. (rzr/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER