Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua
DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi menilai Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya karena bekerja sendiri tanpa Wakil Gubernur DKI.
"Saya kira rada keteteran. Bawahannya pak Anies kan birokrat kalau dia 'diakalin' sama anak buahnya kelar kan," kata Prasetyo di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (18/12).
Prasetyo menjelaskan anggaran APBD DKI sebesar Rp89 triliun bukanlah angka yang mudah untuk dijalankan. Bisa jadi penyerapan rendah jika Anies bekerja sendiri tanpa Wakil Gubernur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana pendapatan, gimana bangun Jakarta. Kalau enggak lelang-lelang Silpanya banyak," ujar Prasetyo.
"Dan saya rasa Jakarta ini
complicated. Pak Anies bisa ikut paripurna, tiba-tiba dipanggil Presiden dan menteri kan harus dateng. Jadi susah," lanjut dia.
Sudah hampir sekitar lima bulan Anies 'menyendiri'. Prasetyo bilang tidak ada aturan yang dilanggar terkait hal itu. Tapi dia mengingatkan dua partai pendukung Anies agar bisa secepatnya memutuskan siapa pengganti Sandiaga.
Hal ini ia katakan mengingat banyak pekerjaan Wagub sebagai orang kedua di Ibu Kota yang harus dikerjakan.
"Saya belum terima apa-apa, kita tinggal menerima saja. Saya memberi saran dua parpol kenapa sih sudah hampir lima bulan milih satu orang saja sulit. Jika sudah ada namanya kita paripurna kan," tutup Prasetyo.
 Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) |
Sebelumnya, PKS dan Gerindra selaku partai pengusung sepakat untuk menyerahkan kursi wagub pada PKS.
Dalam memilih calon wagub tersebut, kedua partai juga menyepakati soal proses
fit and proper test yang harus dilalui sebelum nama calon wagub diajukan ke DPRD. Namun, hingga kini proses uji kelayakan itu masih belum dilaksanakan.
(dis/wis)