Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat Ones Nesta Suhuniap menuding aparat keamanan gabungan Kepolisian Resor Mimika dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Timika,
Papua bertindak amoral dan di luar batas hukum yang berlaku.
KNPB memprotes keras langkah polisi dan TNI di Papua yang mengambil alih secara paksa dan merusak fasilitas kantor KNPB Timika tanpa adanya surat penggeledahan dari pengadilan maupun surat panggilan tersangka atas kasus hukum.
"Aparat polisi dan TNI di Papua sudah seperti preman pasar dan terminal, kantor KNPB Timika langsung dirusak," kata Nesta kepada
CNNIndonesia.com, Senin (31/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nesta membantah tudingan polisi yang mengatakan bahwa ada indikasi kegiatan yang melawan eksistensi NKRI di Kantor KNPB Timika. Menurut Nesta, tepatnya hari ini, kantor KNPB Timika hanya melakukan seremonial sederhana atas syukuran berdirinya markas tersebut.
"Setiap tanggal 30 dan 31 Desember itu kita ibadah dan syukuran kantor. Tapi hari ini kita dibubarkan paksa," kata Nesta.
Lebih lanjut, Nesta menegaskan tindakan aparat keamanan hari ini justru memperuncing kebencian anggota KNPB dan rakyat Papua terhadap polisi, TNI dan pemerintah pusat. Tindakan aparat hari ini, kata dia, justru semakin menunjukkan adanya diskriminasi secara hukum terhadap rakyat Papua.
Atas dasar itu, KNPB menekankan justru semangat mereka semakin membara untuk memperjuangkan aspirasi rakyat Papua yang menginginkan hak menyatakan pendapat atau referendum di Bumi Cendrawasih itu.
Nesta juga mengungkapkan kejadian tindakan onar aparat terhadap KNPB bukan yang pertama di bulan Desember ini. Sebelumnya, pada tanggal 1 Desember lalu, aparat keamanan juga merebut dan merusak kantor KNPB di Jayapura dan Asmat.
"Percuma saja polisi dan TNI itu. Rakyat Papua makin benci dengan mereka dan pemerintah pusat," kata Nesta.
Sebelumya, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal menegaskan mulai hari ini, Sekretariat KNPB tidak diperbolehkan beroperasi dan markasnya diambil alih menjadi Pos TNI dan Polri.
Lima orang pengurus dan simpatisan KNPB telah ditangkap dan diperiksa secara intensif di Mapolres Mimika di Timika termasuk Ketua I KNPB Yanto Awerkion. Hingga saat ini, Nesta menegaskan rekan-rekannya tersebut masih ditahan.
Aparat keamanan juga sudah memasang bendera Merah Putih di jendela bagian depan kantor sekretariat KNPB. Selain bendera, aparat juga melakukan pengecatan bendera Merah putih pada dinding tembok kantor yang sebelumnya berlambang KNPB.
(dal/dal)