Magelang, CNN Indonesia -- Perusakan
makam di Magelang, Jawa Tengah, bertambah. Polres Kota Magelang kembali mendapat laporan perusakan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kiringan dan Malangan.
Di TPU Kiringan, makam yang dirusak berjumlah delapan nisan. Itu terdiri atas enam makam Nasrani dan dua makam Muslim. Sedangkan di TPU Malangan, kerusakan dilaporkan pada satu makam Muslim.
"Kami menerima laporan lagi kerusakan makam pada Rabu (2/1) malam. Kerusakan ada di dua TPU, yakni TPU Kiringan delapan nisan, dan TPU Malangan satu nisan. Jadi [totalnya] ada sembilan makam," kata Kapolres Kota Magelang AKBP Kristanto Yoga Darmawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pada Selasa (1/1), Polresta Magelang mendapat laporan terjadinya perusakan 12 makam di TPU Giriloyo. Itu terdiri atas 11 makam Nasrani dan satu makam Muslim. Untuk makam Nasrani, pola kerusakan memiliki kesamaan pada hilangnya simbol salib.
Hingga hari ini, kerusakan makam yang dilaporkan polisi seluruhnya berjumlah 21 unit, yang ada di 3 TPU, yakni Giriloyo, Kiringan dan Malangan.
"Penyelidikan terus kami lakukan. Dengan laporan tambahan kerusakan, kami mendapati adanya kesamaan pola. Semoga pelaku cepat kami identifikasi dan tangkap," kata Kristanto.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Condro Kirono kepada
CNN Indonesia sempat menyebut dugaan pelaku perusakan makam di Magelang mengarah kepada pelaku vandalisme. Pernyataan ini ditanggapi beberapa kalangan.
Direktur Eksekutif Lembaga Studi Sosial dan Agama (ELSA) Tedi Kholiludin meminta Polda Jawa Tengah tidak menganggap remeh kasus perusakan makam di Magelang. Terlebih, aksi perusakan tersebut sepertinya memiliki "pesan" besar untuk Pemerintah.
"Bisa jadi sarat teror. Teror dalam pengertian membuat orang merasa takut, mungkin iya. Polanya ya
hit and run; pukul, terus lari. Sekadar menunjukkan bahwa mereka [kelompok yang ingin membuat kegaduhan] itu ada," kata Tedi.
(dmr/arh)