Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla (JK) mengatakan edukasi
kebencanaan tak perlu masuk dalam
kurikulum pelajaran. Menurutnya, edukasi soal kebencanaan itu hanya perlu dilakukan melalui pelatihan.
"Tidak perlu diajarkan, hanya perlu dilatih. Jadi seperti kalau Anda lihat gempa, harus di bawah meja atau keluar ke lapangan. Kalau ada terjangan tsunami, lari," ujar JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/1).
JK menuturkan, pelatihan soal kebencanaan mestinya dapat dilakukan secara teratur terutama di daerah-daerah rawan bencana. Selama ini sejumlah simulasi bencana telah dilakukan di antaranya di Padang, Sumatera Barat dan Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mestinya kita minta itu teratur, misal dua kali setahun seperti Jepang. Jadi kalau ada bunyi sirene, orang tahu ngumpet di mana tempat berkumpulnya," kata JK.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajarannya memberikan edukasi kebencanaan secara konsisten dan dilakukan sejak dini. Jokowi mendorong agar edukasi kebencanaan masuk dalam materi yang diajarkan pada sistem pendidikan.
"Saya sudah minta agar edukasi kebencanaan ini betul-betul dikerjakan secara baik dan konsisten dilakukan sejak dini, masuk dalam muatan yang diajarkan dalam sistem pendidikan kita. Sehingga betul-betul kita siap dalam menghadapi," kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna, dengan topik 'Program dan Kegiatan Tahun 2019', di Istana Negara, Senin (7/1).
Menurut mantan Wali Kota Solo itu, sebagai negara yang terletak di atas cincin api dan memiliki kondisi geografis rawan bencana, pemerintah maupun masyarakat harus siap dan sigap menghadapi bencana alam.
"Kita harus siap, harus respons, harus sigap, harus tangguh dalam setiap menghadapi bencana alam," kata Jokowi.
Terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan edukasi kebencanaan tak masuk dalam mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Menurut Muhadjir, edukasi kebencanaan bakal diberikan dalam proses belajar mengajar.
 Mendikbud Muhadjir Effendy. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
"Saya tegaskan bahwa itu (pendidikan bencana) tidak akan menjadi mata pelajaran. Ini yang penting, karena kalau nanti tidak saya kunci dulu nanti ribut. Jadi tidak akan menjadi mata pelajaran tetapi menjadi bagian dari proses belajar mengajar di sekolah," kata Muhadjir, Senin (7/1).
Muhadjir menyebut terdapat tiga masalah kebencanaan yang wajib ditanamkan kepada siswa di sekolah. Tiga hal tersebut antara lain, pengetahuan dan informasi, masalah yang bersifat teknis, serta simulasi bencana.
(psp/ain)