Tangerang Selatan, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tak percaya begitu saja dengan kabar bohong alias
hoaks yang banyak bermunculan di media sosial. Jokowi lantas menyinggung hoaks yang mengaitkan dirinya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) serta menyebut dirinya mengkriminalisasi ulama.
Menurut Jokowi, hoaks tersebut dihembuskan hanya untuk tujuan politik.
"Ini hanya tujuan politik, bukan yang lain-lain. Masyarakat jangan diajak ke hal yang tidak logis. Untungnya masyarakat sekarang sudah pintar-pintar," kata Jokowi kepada masyarakat saat membagikan sertifikat tanah di Lapangan Terbang Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi heran kerap dituduh bagian dari PKI. Padahal, kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu PKI telah dibubarkan sekitar tahun 1965-1966, sementara dirinya lahir tahun 1961. Menurut dia, tak masuk akal bila diusianya yang baru 4 tahun sudah mengenal PKI.
Sementara soal tuduhan kriminalisasi ulama, Jokowi juga tak habis pikir. Padahal, kata calon presiden nomor 01 itu dirinya kerap bertemu ulama dan turut menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
"Hari santri yang buat Perpres saya, yang tanda tangan saya. Kok dibilang anti ulama, anti Islam? Bolak-balik kayak gitu kalau gampang percaya, termakan, bahaya sekali," cetusnya.
Sebelumnya Jokowi menyatakan bakal terus membantah kabar bohong yang menyeret namanya. Mantan wali kota Solo itu mengaku selama empat tahun ini dirinya selalu diam dengan isu tersebut.
"Saya empat tahun digitukan diam saja, sekarang saya mau ngomong. Boleh kan?" kata Jokowi saat penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat, di Gedung Serbaguna Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (9/1).
Jokowi menyatakan perlu menjawab kabar bohong dirinya bagian dari PKI lantaran, berdasarkan hasil survei, sekitar 9 juta orang percaya isu tersebut.
(fra/arh)