Semarang, CNN Indonesia -- Sekretaris DPC
Gerindra Semarang, Joko Santoso, memastikan capres nomor urut 02
Prabowo Subianto akan mengikuti salat Jumat berjamaah di
Masjid Kauman, Semarang, Jawa Tengah.
"Bapak salat di (Masjid) Kauman," kata Joko kepada
CNNIndonesia.com, Semarang, Jumat (15/2).
Prabowo pun, kata dia, dipastikan hadir di Masjid Agung Semarang tersebut sekitar pukul 11.30 WIB siang ini. Prabowo akan didampingi Ketua DPC Gerindra Semarang, Sigit Ibnugroho.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti ada yang menemani, ketua dan sekretaris [DPC Gerindra]," kata Joko.
Sebelumnya, Ketua Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman) Hanief Ismail menyampaikan keberatan pihaknya atas rencana salat Jumat Prabowo di masjid tersebut. Keberatan itu disampaikan setelah beredarnya poster-poster dan pamflet mengundang publik melaksanakan salat Jumat bersama Prabowo di Masjid Kauman.
Hanief beralasan rencana salat Jumat dan undangan terhadap massa itu terlalu politis.
"Kami para nadlir atau takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan rencana Jumatan Prabowo. Tolong sampaikan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) agar mengambil tindakan yang perlu sesuai aturan hukum," tutur Hanief dalam keterangan tertulisnya.
 Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto saat mendengarkan khotbah Jumat sebelum salat di suatu masjid, 8 Februari 2019. Potret itu diambil secara swafoto oleh Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Subianto , Ansufrri Idrus Sambo yang duduk di sebelahnya. (Dok. Istimewa) |
Saat ditemui
CNNIndonesia.com kemarin, Hanief menerangkan awal mula pihaknya melakukan keberatan. Itu, sambungnya, tak lepas dari muncul dan beredarnya poster, pamflet, hingga leaflet mengajak salat Jumat berasa Prabowo di Masjid Kauman.
"Awalnya ada pengurus Gerindra datang ke masjid untuk meminta izin bila Pak Prabowo akan salat Jumat pada 15 Februari. Kami pun mempersilakan dengan senang hati, karena pak Prabowo adalah tokoh besar. Namun sayang, tiba-tiba esok harinya muncul selebaran dan pamflet tentang salat Jumat bersama Prabowo tertempel di sekitar area Masjid hingga media sosial. Dan inilah yang membuat kita 'gerah'. Kami khawatir nanti di masjid justru dijadikan tempat kampanye," kata Hanief.
Atas dasar itulah, sambungnya, demi mengantisipasi terjadinya politisasi masjid pihaknya selaku jajaran pengurus, pengelola, dan takmir Masjid Kauman akhirnya mengeluarkan pernyataan yang melarang adanya atribut-atribut berbau kampanye dan politik masuk di lingkungan masjid.
"Dari pernyataan kami yang muncul di media sosial, akhirnya menjadi ramai dan ditarik polemik sana-sini, digoreng sana-sini seolah kami pihak Masjid Kauman menolak Pak Prabowo. Yang kami tolak itu selebaran, pamflet dan atribut yang muncul dan menyertai, bukan salatnya. Jagalah kesucian masjid, baik fisik maupun moral," ujar dia.
 Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Semarang Hanief Ismail menjelaskan perihal keberatan dirinya atas selebaran dan poster yang mengajak massa salat jumat bersama di masjid tersebut. (CNN Indonesia/Damar Sinuko) |
Hanief pun meminta masyarakat luas juga tidak mudah terpancing dengan isu atau kabar berita yang belum pasti kebenarannya. Terlebih, menyangkut masa pilpres di mana jangan sampai isu Agama "digoreng" untuk memecah persatuan umat.
"Jagalah persatuan yang ada di masjid ini, anggap saja Pak Prabowo itu sebagai tamu Allah. Kami tidak memberikan persyaratan di luar keberadaan pamflet dan atribut, itu etika mereka masing-masing," kata Hanief.
Atas keberatan pihak masjid soal rencana salat Jumat-nya Prabowo di Masjid Kauman, di antaranya beredar itu muncul karena intervensi penguasa.
"Saya agak curiga bahwa memang kaki tangan kekuasaan itu terlalu jauh untuk intervensi hal-hal yang sifatnya itu pribadi. Orang pergi salat Jumat [itu] peribadatan pribadi," ujar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kemarin.
Namun pernyataan Fahri itu bantah Istana secara terpisah.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan,"Kalau orang sekelas Fahri mengomentari bahwa mencurigai ada intervensi bagaimana ceritanya? Tidak mungkin. Masa sih untuk sekelas itu Pak Presiden Jokowi, Istana atau presiden (intervensi), enggak lah. Jadi enggak usah dibawa-bawa itu."
Ngabalin menegaskan pengurus masjid manapun tak bisa diintervensi siapa pun apalagi oleh pemerintah termasuk soal jemaah salat Jumat di Masjid Kauman Semarang.
(kid/tst)