Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat
terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak mengatakan Husain alias
Abu Hamzah alias Uppang merupakan sosok yang memiliki posisi sama seperti pelaku bom bunuh diri di gereja Surabaya, Jawa Timur pada Mei 2018 silam, Dita Oeprianto.
Abu Hamzah dinilai tak memiliki pengaruh kuat yang luas, hanya di lingkungan keluarga.
"Pengaruhnya hanya melibatkan beberapa keluarga simpatisan JAD. Model jihad yang akan dilakukan juga sama dengan Dita [Oeprianto]. Mengajak keluarga untuk aksi
istisyhadi atau mati syahid dengan melakukan bom bunuh diri," ucap Zaki saat dihubungi, Kamis (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, Abu Hamzah merupakan serpihan pendukung kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang tercecer pascapenangkapan besar-besaran yang dilakukan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri usai teror bom bunuh diri di Surabaya.
"Saya menyebutnya sebagai serpihan pendukung JAD yang tercecer setelah penangkapan besar-besaran oleh kepolisian pascabom Surabaya. Ada lebih 300 simpatisan dan anggota JAD yang telah ditangkap termasuk amir-amir JAD di beberapa wilayah," kata Zaki kepada
CNNIndonesia.com.
Dia menerangkan, Abu Hamzah tidak memiliki kemampuan mempengaruhi ideologi atau memimpin organisasi seperti pemimpin JAD Oman Rachman alias Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman, meskipun namanya kerap disebut oleh polisi dalam beberapa waktu terakhir.
Kata dia, kemampuan Abu Hamzah pun tidak jauh berbeda dengan dua orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Lampung pada Sabtu (9/3) lalu, Rinto Sugianto alias Putra Suhada.
Zaki menduga Abu Hamzah akan melakukan aksi bunuh diri bersama anak dan istrinya, seperti aksi yang dilakukan Dita Oeprianto pada Mei 2018 silam bila tidak ditangkap jajaran Densus 88, Selasa (12/3) lalu.
Lebih jauh, Zaki mengingatkan bahwa aksi terorisme sering terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatra dalam tiga tahun terakhir. Ia pun meminta aparat kepolisian untuk memperhatikan sel atau jaringan pimpinan terpidana kasus terorisme Wawan Kurniawan alias Abu Afif.
"Pengaruh Abu Afif, bekas JAD Riau yang saat ini dipenjara, masih kuat. Tahun lalu, pengikut Abu Afif inilah yang melakukan serangan di kantor polisi di [Polda] Riau. Abu Afif juga menjadi aktor utama kerusuhan di Mako Brimob. Sel-sel kecil yang berserak ini, pascapenangkapan amirnya dan beberapa aktivis JAD yang lain, masih tetap hidup meski skala serangannya tidak lagi bersifat masif," tuturnya.
(mts/ain)