Surabaya, CNN Indonesia -- Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma)
Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (
AHY) mengakui Pemilu 2019 yang dilakukan serentak untuk pileg maupun pilpres tak menguntungkan bagi partainya.
Hal itu, kata AHY, karena parpolnya tergolong partai yang tak punya kader utama dalam kontestasi Pilpres 2019 sehingga kurang mendapatkan efek elektoral.
"Pemilu yang menggabungkan legislatif dan presiden memang kurang menguntungkan, hanya parpol yang punya kader utama yang mendapatkan efek elektoral signifikan," ujar AHY saat menyampaikan pidato politik di DBL Arena, Surabaya, Sabtu (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun begitu, kata AHY, pihaknya optimistis dengan militansi kader di lapangan maka Demokrat bisa sukses dalam Pileg 2019 dengan menempatkan kader-kadernya di parlemen.
"Saya juga dapat laporan dari DPD tentang bangkitnya semangat kader untuk menang di pemilu ini, hasil enggak pernah mengkhianati usaha. Semoga hasil suara mencapai target yang kita harapkan," ujar AHY.
Atas dasar itu, jika bisa sukses dalam Pileg 2019, AHY menegaskan Partai Demokrat bakal membidik untuk menjadi peserta dalam Pilpres 2024, lima tahun mendatang.
"Siap bertarung untuk 2024?" tanya AHY kepada para kader dan simpatisan Demokrat yang lalu menjawab 'siap'.
"Untuk itu, saya ingatkan untuk bertarung 2024, kita harus menang di 2019 dengan gemilang," kata putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Dalam Pemilu 2019 sendiri sebetulnya Demokrat bukanlah partai penonton seperti sikap yang diambil pada Pilpres 2014. Pada pilpres tahun ini, Demokrat menjadi salah satu partai pengusung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dukungan Demokrat kepada Prabowo-Sandiaga itu sendiri diumumkan pada hari terakhir pendaftaran bakal calon peserta Pilpres 2019 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 10 Agustur 2018.
Prabowo-Sandi mendaftar ke KPU diusung empat parpol dalam parlemen yakni Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat. Selain itu, Prabowo-Sandi didukung pula oleh parpol di luar parlemen yakni Partai Berkarya yang bergabung dalam koalisi Adil dan Makmur.
Prabowo adalah Ketua Umum Gerindra, sementara itu Sandiaga yang memutuskan mundur dari kursi Wagub DKI demi Pilpres 2019 pun sebelumnya adalah kader parpol tersebut.
Sementara itu rival Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 adalah capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang bersanding dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin.
Saat mendaftar ke KPU, Jokowi-Ma'ruf Amin diusung enam parpol: PDIP, Golkar, NasDem, PKB, PPP, Hanura. Sementara itu di luar parlemen, Jokowi-Ma'ruf didukung pula oleh PKPI, PSI, dan Perindo. Jokowi adalah kader PDIP, sementara Ma'ruf nonparpol.
[Gambas:Video CNN] (frd/asa)