Jakarta, CNN Indonesia -- Para elite Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melontarkan narasi yang sama terhadap hasil hitung cepat atau quick count
Pilpres 2019 sejumlah lembaga. Mereka sepakat, meminta para simpatisan maupun pendukung pasangan capres-cawapres nomor 02 tidak percaya pada hasil hitung cepat.
Koordinator juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar misalnya. Dia menganggap quick count yang menunjukkan keunggulan sementara Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai bentuk lain provokasi. Ia meminta agar relawan tidak terpancing quick count yang menghiasi sejumlah media.
"Hati-hati provokasi. Termasuk provokasi oleh lembaga-lembaga survei. Lembaga-lembaga survei yang ujuk-ujuk memenangkan salah satu calon," kata Dahnil di depan kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh pendukung Prabowo lain seperti Natalius Pigai bahkan meminta para relawan dan pendukung untuk tidak percaya pada hasil quick count yang masih berjalan. Pigai menilai lembaga-lembaga survei yang menampilkan pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul punya mekanisme yang tak jujur.
Ia mengklaim lembaga survei hanya mengambil sampel suara yang berada di kantong suara lawan mereka sehingga hasil yang ada tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.
"Demokrasi itu tidak bisa di-bypass media-media, lembaga-lembaga survei, opini-opini," ujar Pigai.
Prabowo sendiri telah melontarkan pernyataan serupa terhadap hasil quick count. Mantan Danjen Kopassus TNI itu meyakini pihaknya telah mengantongi sekitar 55,4 persen suara berdasarkan exit poll yang mereka buat.
Bercermin pada keyakinan itu, Prabowo meminta para pendukung dan relawan untuk lebih ketat mengawal penghitungan suara di tempat pemungutan suara seluruh Indonesia.
"Mohon semua relawan untuk mengawal kemenangan kita di semua TPS dan kecamatan. Juga saya tegaskan pada rakyat Indonesia bahwa ada upaya dari lembaga survei tertentu yang kita ketahui memang sudah kerja untuk satu pihak, untuk menggiring opini seolah kita kalah," ucap Prabowo.
Tunggu Real CountHal sama juga diucapkan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Tedjo Edy yang juga meminta para relawan dan pendukung tidak terpengaruh dengan hasil sejumlah quick count dan exit pol yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
Sebab mantan Menteri Polhukam pertama era pemerintahan Joko Widodo itu lawan sesungguhnya Prabowo-Sandi bukan hasil hitung cepat, melainkan Jokowi-Ma'ruf.
"Ada hitungan quick count tapi lawan Prabowk bukan itu, lawan Prabowo itu 01," kata Tedjo.
Apalagi, kata dia, pihaknya pun saat ini memiliki lembaga hitung cepat sendiri yang justru memenangkan Prabowo-Sandi. Untuk saat ini dia meminta agar para pendukung dan relawan tetap mengawal proses demokrasi hingga hitungan riil dikeluarkan oleh Komisi Pemilahan Umum (KPU).
"Jangan percaya dulu dengan itu, kami punya lembaga hitung sendiri. Teman pendukung jangan patah semangat kita tetap kawal C1 seterusnya mulai dari TPS, kecamatan dan seterusnya," kata dia.
Di tempat yang sama, Komisaris Jenderal Polisi Purn Muhammad Sofyan Jacob juga meminta agar relawan tetap semangat. Dia juga meminta agar masyarakat tetap menunggu hasil perhitungan real count.
"Tunggu real count," kata dia.
Dalam kesempatan itu, dirinya meyakini Prabowo-Sandi tetap menang dalam Pilpres 2019 ini. Sebab dari data pilpres di BPN memang Prabowo-Sandi unggul dari Jokowi-Ma'ruf.
"Unggulnya pun di atas 50 persen," kata dia.
Hal berbeda justru diungkap oleh Politikus PAN Eggy Sudjana melihat hasil quick count ini. Dia menyebut 'people power' yang selama ini dinarasikan oleh Amien Rais harus dilakukan.
"People power mesti dilakukan. Ini sudah kedaulatan rakyat. Ini cara dari Allah agar Prabowo dilantik lebih cepat," kata dia.
(tst/bin/osc)