Jakarta, CNN Indonesia -- Setan Gundul adalah kelompok tidak rasional dan memberikan masukan sesat kepada calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto tentang kemenangan di Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2019 dengan total suara mencapai 62 persen.
Demikian barisan kalimat yang dilontarkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat
Andi Arief lewat akun Twitter-nya pada Senin (6/5) pagi.
Kicauan mantan aktivis 1998 itu sontak menimbulkan kegaduhan dan spekulasi atas kiprah Demokrat dalam Koalisi Adil dan Makmur yang mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai paslon dalam Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rangkaian kicauannya, Andi menuding Prabowo sendiri saat ini sudah berada di bawah pengaruh 'Setan Gundul' tersebut.
Menyikapi kegaduhan termutakhir dalam politik Indonesia itu, Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Idil Akbar, mengatakan kelompok 'Setan Gundul' yang dimaksud Andi Arief menunjuk kepada pembisik 'angin surga' ke telinga Prabowo.
'Bisikan angin surga' itu kemudian memengaruhi berbagai langkah yang diambil mantan Komandan Jenderal Komandan Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu pascahari pemungutan suara Pemilu 2019, 17 April silam.
Idil pun menilai kelompok 'Setan Gundul' itu kerap terlihat lebih sering berada di sekitar Prabowo dibandingkan tokoh-tokoh politik dari parpol koalisi pascahari pemungutan suara.
"Itu (setan gundul) beberapa elemen masyarakat lain yang saya kira ini patut dicurigai pembisik pembawa angin surga yang memengaruhi Prabowo," kata Idil kepada
CNNIndonesia.com, Senin (6/5).
 Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho) |
Pengajar Fisip Unpad itu menilai kelompok 'Setan Gundul' membuat Prabowo terkesan mengambil langkah yang terburu-buru dalam menyikapi hasil Pilpres 2019.
Idil pun menduga kelompok 'Setan Gundul' juga terus berupaya menggiring opini bahwa hasil penghitungan nyata atau
real count yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan dicocokkan dengan hasil hitung cepat atau
quick count yang telah dikeluarkan sejumlah lembaga survei.
Ia menilai langkah yang dilakukan kelompok 'Setan Gundul' itulah yang akhirnya memengaruhi berbagai langkah Prabowo sehingga membuat kondisi politik di Indonesia menjadi tidak sehat dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam situasi politik saat ini, lanjut Idil, seharusnya setiap capres dan cawapres harus bisa menahan diri dan bersikap secara bijak.
"Ini harus disikapi dengan bijak agar sehat, dalam hal ini kedua kandidat menahan diri," ucap Idil.
Sementara itu pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Adi Prayitno menyebut 'setan gundul' yang disampaikan Andi Arief adalah free rider namun lebih dominan di tubuh koalisi Prabowo-Sandi.
Hal ini yang membuat Demokrat tak nyaman. "Setan gundul itu tidak berkontribusi tapi cukup dominan," ujar Adi.
Ia menilai tak penting siapa 'setan gundul'. Yang lebih penting menurutnya adalah, apa yang disampaikan Andi Arief adalah
representasi kegusaran Demokrat di koalisi Prabowo-Sandi.Adi menilai wajar jika Demokrat tak nyaman dan pada akhirnya nanti keluar dari koalisi Prabowo-Sandi. Apalagi manuver Demokrat tak cuma ucapan Andir Arief. Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono juga sudah bertemu dengan Joko Widodo beberapa waktu lalu.
[Gambas:Video CNN]
Terpisah, Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menduga kelompok 'Setan Gundul' yang dimaksud Andi Arief adalah orang-orang yang berada di lingkaran Prabowo.
Menurutnya, orang-orang yang telah menjadi 'tangan kanan' Ketua Umum Partai Gerindra itu telah memaksakan data kemenangan Pilpres 2019 sebesar 62 persen. Menurut Kunto, sosok-sosok yang masuk dalam Kelompok 'Setan Gundul' yang dimaksud Andi Arief itu sendiri tidak pernah muncul di publik.
"Ini sebenarnya orang-orang Prabowo sendiri, ada tangan kanan Prabowo yang kemudian memaksa data 62 persen," kata Kunto kepada
CNNIndonesia.com kemarin
.Pria yang juga pengajar di Fikom Unpad itu menduga, jumlah perolehan suara Partai Gerindra yang jauh dari hasil survei menjadi pemicu Prabowo mempercayai masukan atau informasi dari kelompok 'Setan Gundul tersebut.
Pasalnya, Prabowo merasa Partai Gerindra seharusnya mendapatkan suara yang jauh di atas hasil
quick count atau hitung cepat yang telah dikeluarkan oleh sejumlah lembaga.
Menurut Kunto, masukan atau informasi dari kelompok 'Setan Gundul' ini juga sangat dipercayai tokoh politik di Partai Gerindra.
Berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga, Gerindra menempati peringkat kedua di Pemilu 2019 dengan perolehan antara 12 hingga 13 persen.
"Kalau dihitung dari partai yang jauh perolehan suara jauh dari ekspektasi itu Gerindra, Demokrat sudah pasrah, PKS melesat suaranya, [sementara] PAN lolos dari lubang jarum," katanya.
Meski begitu, pernyataan Andi Arief--yang memang kerap melontarkan hal kontroversial lewat akun Twitternya-- itu pun mengundang perdebatan di tingkat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Salah satu jubir BPN, Sandre Rosiade, berharap semua pihak yang tergabung dalam Koalisi Adil Makmur tak menyampaikan pendapat lewat media sosial, melainkan lewat sarana internal.
"Harapan saya kalau ada pertanyaan dari kader koalisi, hal ini lebih baik disampaikan di forum internal bukan di medsos," kata Andre yang juga menjamin kepada
CNNIndonesia.com bahwa Koalisi Adil dan Makmur masih solid.
 Momen kebersamaan Sandiaga Uno, Andi Arief, dan Prabowo Subianto sebelum Pemilu 2019. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Sementara itu Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno merespons dan meminta Andi Arief agar lugas saja menunjuk sosok di balik identitas Setan Gundul.
Menurut Sandi, daripada menggunakan bahasa abu-abu dan bersayap, akan lebih baik jika Andi langsung menyebutkan siapa sosok yang dia tuding sebagai setan gundul itu. Sebab jika Andi selalu menggunakan istilah abu-abu justru kata dia malah menimbulkan kekisruhan politik.
""Saya enggak tahu tapi mungkin bisa diklarifikasi ke Pak Andi Arief. Sekarang nih waktunya kita bahasa terang, jangan pakai bahasa abu-abu dan gelap bersayap seperti ini," kata Sandi di kediaman Mien Uno usai menggelar buka puasa bersama, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/5).
Oleh karena itu, Sandi pun mengaku bahwa bukan hanya masyarakat, dirinya pun mengaku sangat penasaran dengan sosok setan gundul itu. Sebab kata Sandi jika memang setan gundul itu adalah orang-orang yang memberi masukan dan bisikan pada Prabowo di malam 17 April maka jelas orang-orang ini adalah sosok yang ikut hadir saat Prabowo menyampaikan deklarasi kemenangan.
"Saya juga jadi kepengin tahu siapa itu setan gundul. Karena setahu saya yang di situ yang saya kan lagi cegukan saya turun terus ke atas orangnya yang semua ikut dampingi Pak Prabowo memberikan deklarasi ke depan. Jadi kalau ada yang berikan masukan ke Pak Prabowo ya orang-orang itu yang ada di depan sana," katanya.
[Gambas:Video CNN]