Dalam situasi itu Ibrahim mengaku terpaksa melepaskan tembakan peluru karet ke arah massa.
"Terpaksa karena sudah ganas." Namun dia kembali menyatakan tidak ada peluru tajam digunakan. "Demi Allah tidak ada sama sekali peluru tajam," ucapnya.
Peluru karet yang dilepaskan tak berhasil mengurai massa. Justru massa menyerang aparat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan massa itu membuat petugas mundur. Saat mundur. Ibrahim mengaku sempat terjatuh, jadi korban lemparan batu massa.
Insiden itu terjadi saat dirinya menarik salah satu anggota yang masih berdiri di barisan depan. "Artinya saya paling belakang, ketika saya lari, HT jatuh. Kan, ada mic kecil kesandung dengan HT kelilit lah, saya jatuh, batu-batu sudah ini
prak kena juga," ujarnya.
Ibrahim mengaku saat insiden itu dirinya sudah setengah pingsan. Beruntung, ada pasukannya yang menarik dirinya. "Kalau tidak ditarik mungkin saya sudah dikeroyok," ujarnya.
 Puing-puing sisa-sisa kerusuhan 22 Mei. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
Sebelum terjatuh, Ibrahim mengaku sempat melihat massa yang melakukan penyerangan memiliki tato di badannya. Dia juga melihat karung berisikan batu telah disediakan.
"Beberapa pendemo kami tangkap bertato, waktu kami tangkap kan sempat dia kabur bajunya robek bertato. Ada beberapa karung isinya batu," jelasnya.
Masih PerawatanIbrahim bukan satu-satunya polisi yang terluka saat pengamanan di Jakarta, 21 hingga 23 Mei. Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Musyafak menjelaskan peristiwa 21-23 Mei mengakibatkan 29 orang menjalani perawatan di RS Polri.
Dari jumlah tersebut 10 diantaranya menjalani rawat jalan dan 19 menjalani perawatan intensif. Namun saat ini dari 19 polisi yang menjalani perawatan intensif hanya sisa delapan.
"Dari delapan ini, tiga yang agak serius perlu tindakan operasi, lima hanya observasi yang perlu ditindaklanjuti," ucapnya.
Tiga yang menjalani perawatan serius adalah Ibrahim, Wahyu dan Wakapolsek Jatinegara. Operasi baru dijalani oleh Wakapolsek Jatinegara. Dia mengalami luka parah di rahang usai mengamankan massa di Jalan Otista.
"Jadi memang kebanyakan anggota luka karena jatuh, karena kena batu, dan juga karena lemparan batu dalam jarak pendek, seperti Wakapolsek Jatinegara (kena batu) jarak pendek sehingga beberapa giginya tanggal, perlu operasi," ujarnya.
(gst/wis)