Kivlan Zen Dikonfrontasi dengan Habil Marati

CNN Indonesia
Selasa, 18 Jun 2019 18:00 WIB
Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen mendatangi Polda Metro dan siap dikonfrontasi dengan tersangka Iwan Kurniawan dan Habil Marati.
Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen mendatangi Polda Metro dan siap dikonfrontasi dengan tersangka Iwan Kurniawan dan Habil Marati. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen memenuhi panggilan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (18/6).

Dalam agenda hari ini, Kivlan bakal dikonfrontasi dengan tersangka Iwan Kurniawan dan Habil Marati. Keduanya diketahui merupakan tersangka dalam kasus perencanaan pembunuhan empat tokoh nasional.

Pantauan CNNIndonesia.com, Kivlan tiba di Polda Metro Jaya sekitar pukul 16.55 WIB. Kivlan yang mengenakan kemeja putih dan jas biru tersebut dikawal ketat oleh sejumlah anggota kepolisian saat akan memasuki gedung Ditreskrimum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Kivlan pun bungkam saat diberikan pertanyaan oleh awak media yang telah menunggunya.


Sementara itu, kuasa hukum Kivlan, Muhammad Yuntri menyampaikan kliennya tak menyiapkan barang bukti dalam pemeriksaan kali ini. 

"Mungkin kita memfokuskan untuk konfrontasi langsung, belum (membawa) barang buktinya," kata Yuntri.

Pada Senin (17/6) kemarin, Kivlan diketahui juga menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Pemeriksaan itu dilakukan dalam kapasitas Kivlan sebagai saksi bagi Habil Marati dalam kasus rencana pembunuhan empat tokoh nasional.


Yuntri sebelumnya sempat menyebut bahwa Kivlan mengaku menerima uang dari Habil Marati. Kivlan berdalih uang itu dipakai untuk urusan yang berkaitan dengan kampanye antikomunisme.

"Mengakui, tapi tidak sesuai informasi. Hanya untuk demo dan tidak ada kaitan untuk pembelian senjata, tidak ada sama sekali," kata Yuntri, Senin (17/6).

Yuntri menjelaskan uang yang diterima kliennya dari Habil dipakai untuk membiayai unjuk rasa menyambut momentum Supersemar sebesar Sin$4ribu dan untuk kampanye antikomunisme di sejumlah daerah sebesar Rp50 juta. 

Ia mengklaim uang itu bersifat sukarela dari Habil, namun ia tak bisa memastikan uang itu murni dari kantong pribadi Habil semata atau tidak.

[Gambas:Video CNN] (dis/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER