Jakarta, CNN Indonesia -- Kuasa hukum
Ratna Sarumpaet menyampaikan keluhan kliennya yang tengah mengalami sakit kepala dan di bagian leher. Hal itu disampaikan kuasa hukum Ratna dalam sidang lanjutan dugaan penyebaran
hoaks penganiayaan.
Kuasa hukum Ratna, Insank Nasruddin menyebut kliennya mengeluh sakit karena tekanan darah tinggi pada Senin (24/6) malam. Ratna pun meminta agar dirujuk ke rumah sakit untuk berobat.
"Kesehatan terdakwa Yang Mulia, tadi malam terdakwa merasakan sakit di bagian leher. Agar terdakwa bisa dirujuk ke RS supaya untuk dicek kesehatannya," ujar Insank di sidang, Selasa (25/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Majelis Hakim, Joni pun merespons keluhan Ratna tersebut. Berdasar keluhan yang disampaikan, Joni menduga karena Ratna sering emosi, sehingga tekanan darahnya naik. Joni pun meminta ibunda artis Atikah Hasiholan itu untuk menjaga emosinya.
"Mungkin emosinya saja yang perlu dijaga biar stabil. Kalau memang harus dirujuk silakan sampaikan permohonan," ujar Joni.
Selepas sidang, Ratna mengaku satu minggu belakangan dirinya merasa alami kenaikan tekanan darah. Dia pun ingin dapat dirujuk ke rumah sakit kejaksaan, RSU Adhyaksa.
"Tadi dokternya minta asesmen ke rumah sakit, dalam minggu yang terakhir ini naik juga tekanan darahnya," tuturnya.
Dalam sidang sebelumnya Ratna dituntut jaksa enam tahun penjara. Dia dianggap memenuhi unsur menyebarkan hoaks yang mengakibatkan keonaran seperti diatur dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana.
Jaksa juga menilai Ratna tidak memenuhi unsur Pasal 44 KUHP terkait penyakit kejiwaannya. Pun permintaan maaf yang disampaikan Ratna dinilai tidak dapat menghapus pidananya.
Berita bohong pemukulan Ratna bermula pada Oktober 2018. Ketika itu, sejumlah tokoh dan politikus mengabarkan Ratna dipukul sekelompok orang di Bandung. Foto-foto Ratna lebam beredar di media sosial.
Mereka yang turut mengabarkan itu mengaku mendapat kabar penganiayaan dari Ratna. Namun, Ratna akhirnya mengakui luka lebam itu bukan disebabkan karena pemukulan melainkan operasi kecantikan.
[Gambas:Video CNN] (gst/osc)