Anies Singgung Musim Kering Berdampak ke Udara Buruk Jakarta

CNN Indonesia
Selasa, 02 Jul 2019 20:23 WIB
Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengimbau warga mulai beralih menggunakan kendaraan umum agar membantu mengurangi emisi udara di Ibu Kota.
Kualitas Udara Jakarta tercatat sebagai yang terburuk di antara beberapa negara lain. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi isu udara buruk di Ibu Kota dengan menjelaskan kondisi cuaca Indonesia yang mulai memasuki musim kering.

Menurut Anies, musim kering turut memberi dampak pada kualitas udara di Jakarta, seiring bertambahnya volume kendaraan.

"Kita akan menghadapi musim kering dan musim kering ini telah berkontribusi terhadap bagaimana kondisi kualitas udara di Jakarta," kata Anies di Balai Kota, Selasa (2/7).

Anies mengatakan volume kendaraan yang banyak juga berdampak pada kualitas udara di Jakarta. Karena itu, Anies meminta kepada masyrakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena itu saya mengajak kepada warga Jakarta khususnya dan warga sekitar Jakarta mari perbanyak menggunakan kendaraan umum. Gunakan kendaraan umum sehingga kita mengurangi emisi kita ke udara yang pada akhirnya memperburuk kualitas udara," ujar Anies.
Anies Singgung Musim Kering Berdampak ke Udara Buruk JakartaGubernur Jakarta Anies Baswedan. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)

Anies juga meminta masyarakat untuk melakukan uji emisi serta mendorong BUMD mengintegrasikan kendaraan umum. Cara itu dinilai ampuh membantu membenahi polusi di udara di Ibu Kota.

"Nanti ada beberapa langkah lain. Kalau sudah matang baru nanti kita umumkan. Dalam jangka pendek kita mengajak warga semua lebih banyak menggunakan kendaraan umum daripada pribadi karena cuaca panas ini akan terus terjadi," tutup dia.

Sebelumnya, situs pengukuran udara airvisual.com menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan kualitas udara paling buruk atau berstatus Very Unhealthy pada 25 Juni.

Namun hal itu ditepis oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DKI Andono Warih. Ia menjelaskan bahwa standar yang digunakan oleh Airvisual adalah standar Amerika Serikat yang berbeda dengan standar yang dipergunakan Indonesia.

"Sedangkan, standar yang digunakan di Indonesia dalam Kepmen LH Nomor KEP-45/MENLH/10/1997 Tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) mengatur hanya standar partikel debu PM 10," kata Andono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/6).
[Gambas:Video CNN] (ctr/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER