Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan masih menggodok besaran angka penjualan listrik yang dihasilkan oleh Intermediate Treatment Facility (ITF). ITF adalah teknologi pengelola sampah yang menghasilkan
listrik.Proyek ini sedang dikerjakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Sunter, Jakarta Utara. Sebelum menentukan harga jual listrik, Anies mengatakan pihaknya sedang melakukan simulasi biaya yang dikeluarkan ITF untuk menghasilkan listrik.
"Karena ini sifatnya jangka panjang di Pemprov DKI saat ini sedang atau masih melakukan simulasi besaran biaya yang harus dikeluarkan," kata Anies di Balai Kota, Selasa (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, DKI akan menjual hasil listrik ini ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Anies mengatakan pihaknya akan menentukan harga jual tanpa berorientasi kepada keuntungan semata.
"Kita berkeinginan agar terjadi keseimbangan antara biaya pengolahan sampah satu sisi kemudian juga di sisi lain ada pemasukan sehingga menarik bagi mereka yang mau terlibat," jelas Anies.
Menurut Anies, adapun besaran biaya jual listrik akan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018. Perpres ini mengatur tentang percepatan pembangunan instalasi pembuangan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.
"Perpres itu diatur bahwa harga jual listrik ke PLN itu pada angka 11,8 sen per KWH. Jadi angka itu sudah ada rujukan dari Perpresnya," terang Anies
Anies memastikan perhitungan ini dilakukan oleh konsultan spesialis. Dengan ketentuan itu, Anies berharap ITF bisa menarik investor untuk turut bergabung dan membangun.
"Simulasi ini akan perlu waktu dan nanti akan ada pilihan formula untuk tipping fee yang harus dipilih dengan presisi yang amat baik. Kita melibatkan konsultan spesialis di bidang ini, pelibatannya langsung oleh Pemprov. Nantinya harapannya akan ketemu beberapa formula yang dari situ bisa kita pilih," tutup dia.
(ctr/ain)