Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah warga di sekitar daerah tempat penampungan para
pengungsi di eks Gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, menolak keberadaan para pengungsi. Warga mengaku belum mendapatkan pemberitahuan sebelumnya.
"Di sini dekat dengan sekolahan nanti mengganggu aktivitas anak-anak belajar. Itu tidak bagus. Dan tidak ada pemberitahuan, tiba-tiba dibersihkan dan besoknya orang-orang itu datang semua," ungkap Budi, warga Kompleks Daan Mogot Baru, ketika ditemui saat menyampaikan aspirasi di dekat lokasi penampungan, Sabtu (13/7).
Perkataan Budi disambut tepuk tangan puluhan warga yang berkumpul di depan eks Gedung Kodim. Mereka memasang beberapa spanduk penolakan di sekitar gedung, yang menyatakan warga tidak menginginkan keberadaan pengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Budi, warga kompleks mengharapkan sebelum aktivitas belajar di sekolah mulai, pengungsi dipindahkan ke tempat yang lebih layak.
"Kita demo bukan mengusir. Mereka ditaruh di sini juga tidak layak, dengan jumlah 1.100 orang. Mereka kemarin mandi dan makan saja teriak-teriak, kalau nanti ribut keluar bagaimana?" ujarnya.
Warga lain bernama Deo mengatakan jumlah pengungsi yang banyak dan ketiadaan jaminan keamanan juga menjadi dasar penolakan.
"Membantu secara kemanusiaan boleh, kita semua setuju akan itu. Tapi jangan mengorbankan warga Indonesia yang setiap bulan membayar pajak," ungkap Deo.
Lokasi penampungan memang berada tepat di samping sekolah Dian Harapan Daan Mogot.
Menurut pantauan
Antara, para pengungsi tampak bebas berkeliaran di sekitar lokasi penampungan.
"Mereka baru tidak boleh keluar setelah jam 9," ujar salah satu petugas pamong praja di lokasi penampungan yang menolak disebut namanya.
Menurut data resmi Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), terdapat sekitar 1.155 pengungsi yang terdaftar di lokasi tersebut.
Sebelumnya, para pengungsi direlokasi dari daerah Kebon Sirih, Jakarta Pusat, setelah beberapa pekan tidur di badan jalan daerah tersebut.
[Gambas:Video CNN] (wis/antara)