Penembakan Polisi, Kompolnas Usulkan Psikolog di Tiap Polres

CNN Indonesia
Minggu, 28 Jul 2019 06:16 WIB
Kompolnas mengusulkan perlunya psikolog di setiap Polres untuk memeriksa kejiwaan polisi demi menghindari kasus penembakan polisi oleh rekan sendiri.
Mapolsek Cimanggis, lokasi penembakan polisi oleh rekannya sendiri. (CNNIndonesia/Ryan Hadi Suhendra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Andrea H. Poeloengan mengusulkan kehadiran konselor psikolog di setiap kepolisian resor (polres) untuk menghindari terulangnya kasus penembakan antar-polisi.

"Saya sebagai anggota Kompolnas telah mengusulkan perlunya Konselor Psikolog ada pada setiap Polres, untuk menjaga kesehatan jiwa, seperti adanya tenaga medis untuk kesehatan badan," ujar Andrea.

Dia mengatakan kejadian penembakan polisi kemungkinan terjadi akibat pelaku dan juga korban memiliki pendirian yang keras, disertai arogansi kekuasaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(kejadian) ini bisa jadi karena sama-sama keras terhadap pendirian. Hanya saja si pelaku penembakan mungkin atau bisa jadi memiliki ego, gangguan psikis, arogansi abuse of power, tidak dapat mengendalikan emosi," kata Andrea.

Menanggapi kasus penembakan tersebut, Andrea pun menjelaskan tes kepemilikan senjata sudah dilakukan selama enam bulan sekali. Namun, tes perawatan kejiwaan yang diperlukan untuk setiap anggota Polri untuk mencegah terjadi kembalinya kasus yang sama.

"Tes berkala pemegang senjata sudah ada selama enam bulan. Selain tes berkala terhadap senjata, perlu ada pemeliharaan dan perawatan agar kualitas kesehatan jiwa tetap prima, dan ini yang belum ada," katanya.

Menurut Andrea, tes kesehatan jiwa lebih penting dibandingkan tes fisik bagi anggota Polri dalam menjalankan tugasnya.

Dia berpendapat pemberian senjata kepada anggota Polri tetap dibenarkan karena senjata diperlukan untuk berjaga-jaga terhadap ancaman saat bertugas. Dia juga menyebutkan pemberian senjata tersebut tak hanya berlaku kepada polisi di lapangan, namun juga terhadap polisi yang banyak beraktivitas di kantor.

"Sudah benar anggota Polri diberikan senjata, mengingat ancaman tugas saat ini. Apalagi yang mempunyai aktivitas lebih banyak di lapangan. Yang lebih banyak di kantor juga sebenarnya tidak apa-apa mempunyai senjata, asal hanya di bawa pada saat penugasan luar selain di kantor," ucap Andrea.

Sebelumnya, Brigadir RT menembak rekan seprofesi, Bripka Rachmat Effendi, di Polsek Cimanggis, Depok.

Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya akan melakukan proses hukum pidana dan etik terhadap Brigadir RT. Bahkan Brigadir RT terancam dipecat dengan tidak hormat.


[Gambas:Video CNN] (ara/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER