Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo menyampaikan potensi
gelombang tinggi 6 meter di
Banten belum tentu
tsunami.
Dia memaparkan tsunami datang secara terus menerus dan memiliki kekuatan jauh lebih dahsyat dari gelombang tinggi biasa.
"Kalau gelombang tsunami itu panjang, ibaratnya satu (gelombang tinggi seperti) ditabrak mobil truk, bisa hancur bisa tidak. Satunya lagi (tsunami seperti) ditabrak kereta 21 gerbong. Lain ya, kekuatannya juga beda, tsunami itu panjang rombongan dan itu berkali-kali," kata Agus dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (3/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kepala Deputi Bidang Meteorologi Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan peringatan dini untuk gelombang tinggi sejak Sabtu (3/8) hingga Senin (5/8).
Tinggi gelombang, kata dia, mencapai 4 hingga 6 meter di Perairan Selatan Banten, Samudra Hindia Barat Lampung, dan Samudra Hindia Selatan Jawa Barat.
Lalu ada pula potensi gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berkategori berbahaya di 24 titik. Begitu pula gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berkategori waspada di 32 titik.
Berbeda dengan tsunami, Agus menyatakan potensi gelombang 6 meter yang disampaikan BMKG hal biasa. Hal ini terjadi karena pemanasan global.
Permukaan air laut, kata dia, naik dan gelombang makin meninggi. Fenomena ini juga dialami oleh negara-negara lain seiring pemanasan global.
"Itu fenomena di dunia, bukan hanya Indonesia. Di dunia ada ancaman global kenaikan air laut dan gelombang jadi tinggi juga," tutur dia.
[Gambas:Video CNN] (dhf/wis)