Komnas HAM Didesak Bentuk Tim Selidiki Rasisme di Surabaya

CNN Indonesia
Selasa, 20 Agu 2019 15:43 WIB
Perwakilan masyarakat Papua dan Lokataru Foundation menilai tim khusus Komnas HAM perlu dibentuk demi mencegah konflik horizontal di masyarakat.
Perwakilan masyarakat Papua meminta pemerintah dan aparat mengusut tuntas oknum yang meneriakkan pernyataan rasisme di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya, Jawa Timur (CNN Indonesia/Farid Miftah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok masyarakat Papua dan Kantor Hukum dan HAM Lokataru mendesak Komnas HAM membentuk tim khusus untuk menyelidiki tindakan rasisme yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Asisten peneliti Lokataru, Muhammad Elfiansyah Alaydrus mengatakan Komnas HAM harus mencari tahu siapa oknum yang melakukan tindakan tersebut.

"Kami harap Komnas HAM membentuk suatu tim untuk menyelidiki siapa pelaku tindakan rasisme," ujar Elfiansyah di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (20/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Elfiansyah menuturkan pembentukan tim untuk menyelidiki siapa pihak yang melakukan tindakan rasis terhadap masyarakat Papua merupakan sebuah urgensi. Sebab, ia khawatir akan terjadi konflik horizontal jika hal itu dibiarkan.
Lebih lanjut, Elfiansyah menilai pemerintah seharusnya menindak pelaku rasisme sebagaimana amanat UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis. Ia tidak ingin pemerintah hanya menyampaikan kepada semua pihak untuk saling memaafkan.

"Pikiran negara itu bukan sekedar maaf-maafan, pasti kita memaafkan sesama manusia. Tetapi proses tindak pidana tetap berlangsung," ujarnya.

Elfiansyah lalu menyampaikan bahwa penggerebekan, penangkapan, dan penahanan mahasiswa Papua di Surabaya tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Tindakan itu, kata dia, juga tidak sesuai dengan prosedur dan melanggar HAM.

Terkait dengan hal itu, Elfiansyah mengimbau aparat Kepolisian untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan berorientasi pada HAM, serta mengedepankan azas praduga tidak bersalah.

"Agar Kepolisian melakukan proses hukum terhadap oknum TNI, aparat kepolisian, dan ormas reaksioner yang telah melakukan tindakan perusakan dan rasisme terhadap mahasiswa Papua," ujar Elfiansyah.
Perwakilan Masyarakat Papua, Yerangga menyesalkan tindakan rasis yang terjadi. Ia meminta semua pihak menghargai masyarakat Papua. Jangan hanya menghargai kekayaan alam yang ada di bumi cenderawasih.

"Jangan hanya karena kami punya kekayaan alam yang di sana yang berlimpah-limpah itu diambil keluar dari pada kami punya daerah terus kami orang-orangnya itu dianggap seperti binatang," ujar Yerangga.

"Jadi yang dihargai cuma kekayaan alamnya kami. Sedangkan kami orang-orang yang ada di Papua sana dihargai tidak lebih dari binatang," ujarnya.

Yerangga menganggap tindakan pemerintah melalui aparat untuk menyelidiki pelaku penyebaran video berisi konten rasisme di medsos bukan hal yang tepat. Ia menyebut tindakan itu tidak akan menyelesaikan kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah Papua saat ini.

"Yang sebar video itu dia hanya bantu menyampaikan informasi bahwa ada bahasa seperti ini. Kalau dia tidak sebarkan, kita tidak tahu bahwa selama ini kita itu dianggap seperti binatang," ujar Yerangga.
Kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat pada Senin (19/8). Massa di Jayapura, Papua serta daerah lain juga menggelar aksi.

Itu semua merupakan buntut dari kejadian di Surabaya, Jawa Timur pada Jumat sebelumnya (16/8).

Asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya dikepung oleh massa dari berbagai elemen. Mereka juga diteriaki dengan pernyataan-pernyataan rasis. Asrama dikepung lantaran beredar video perusakan bendera merah putih oleh mahasiswa Papua.

Aparat lalu menembakkan gas air mata ke dalam asrama lantaran mahasiswa tidak kunjung keluar untuk menyerahkan diri. Puluhan mahasiswa lalu diamankan untuk diperiksa. Mereka kini sudah dipulangkan kembali.
[Gambas:Video CNN] (bmw/jps/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER